Mohon tunggu...
Dian Ekawati Suryaman
Dian Ekawati Suryaman Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger, Micro Influencer

Mom's Nares and Kinar Suka Nulis...Suka Ngeblog...Suka Jalan.. www.dianesuryaman.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ide dan Aksi untuk Wisata Madura

8 Januari 2015   06:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:34 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14206481521091912987

Pariwisata dan Internet tak bisa dipisahkan. Saat ini orang akan berwisata umumnya membekali dirinya dengan informasi dari internet. Bahkan pemesanan tiket, baik pesawat, hotel, dan tiket masuk ke tempat-tempat wisata semua bisa dilakukan lewat internet. Pemesanan lewat internet umumnya lebih murah dibanding membeli tiket ‘go show’.

Apalagi yang bisa dilakukan untuk memajukan pariwisata Indonesia (khususnya Sumenep-Madura) melalui internet?

E-Tourism sebagai Solusi Awal

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2014 saja ada 83,7 juta orang dan akan menjadi 112 juta pada tahun 2017. Jumlah ini akan memposisikan pengguna internet Indonesia pada peringkat ke-6 di dunia. (Kompas ). Tapi infrastruktur informasi dan komunikasi menjadi salah satu alasan kenapa pariwisata Indonesia masih bercokol di peringkat ke-70 Travel and Tourism Competitive Index 2013 (pada tahun 2011 di peringkat 74).Maka sektor inilah yang paling awal digarap sebelum menyelesaikan problem lainnya, seperti infrastruktur pariwisata, kebersihan dan kesehatan lingkungan pariwisata.

E-tourism menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kelemahan pariwisata Indonesia. Tapi tak bisa hanya menjadi gerakan setengah-setengah. E-tourism harus menjadi gerakan serempak. Kalau selama ini berbagai kalangan diluar pemerintahan sudah lebih dulu bergerak, maka seharusnya pemerintah menjadikan e-tourism sebagai sarana promosi bagi pariwisata di berbagai daerah Indonesia. Masing-masing propinsi atau masing-masing kabupaten/kota atau bahkan masing-masing desa.

Beberapa wilayah yang sudah mempunyai fasilitas e-tourisme adalah Jawa Tengah dan kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. E-tourism yang mereka buat berisi promosi-promosi pariwisata di daerah masing-masing.

E-tourism menurut saya akan lebih banyak menjaring para voluntourism untuk berkontribusi dalam pembangunan pariwisata Indonesia. Karena para wisatawan bisa lebih mudah berinteraksi dalam memberikan masukan-masukan yang penting bagi pengembangan pariwisata.Wisatawan juga akan lebih mudah menyebarkan informasi yang sudah terangkum dalam e-tourism.Nah..Sumenep dan kabupaten lain di Madura..kapan e-torism nya terwujud? :)

Peran Blogger

Peran travel blogger saat ini semakin kuat dalam pengembangan pariwisata Indonesia. Karena para blogger yang secara khusus menuliskan atau memotret perjalanan mereka telah sejak lama menjadi sumber referensi bagi traveller lainnya. Sejalan dengan e-tourisme, para travel blogger bisa dirangkul untuk menjadi bagian dari voluntourism. Mereka sudah beraksi dan menuangkan ide-ide mereka untuk pariwisata Indonesia.

Mengajak lebih banyak lagi blogger untuk menuliskan atau memotret tentang berbagai potensi pariwisata di Indonesia. Bukan hanya obyek wisatanya, tapi juga berbagai sisi dari pariwisata itu sendiri. Beberapa pemerintah daerah secara aktif melibatkan para blogger untuk mengekspose potensi pariwisata daerah. Baik itu melalui farmtrip ataupun lomba-lomba foto dan artikel pariwisata.

Dan jangan lupa, bila infrastruktur informasi dan komunikasi pariwisata Indonesia sudah berhasil dibangun secara merata di seluruh wilayah Indonesia, sinergikan dengan pembangunan infrastruktur pariwisata dan tingkatkan kesehatan serta kebersihan lingkungan pariwisata.

Ide dan Aksi Saya

Meski belum berfokus sebagai travel blogger, saya akan dengan senang hati menuliskan tentang apa saja yang terkait dengan pariwisata.Khususnya untuk wisata di Sumenep Madura tempat saya tinggal. Sumenep ini kaya akan potensi wisata, mulai alam, religi, budaya, apalagi kuliner.

Nah untuk wisata alam selain pantai, Sumenep punya potensi wisata bahari yang masih sangat membutuhkan turun tangan pemerintah. Pulau Gili Labak adalah salah satu dari 126 pulau di Sumenep yang menjadi idola pelancong. 3 jam dari Sumenep, pulau kecil mungil ini akan memanjakan wisatawan dengan pemandangan bawah laut yang menawan. Cukup dengan snorkling saja para wisatawan sudah bisa menikmati alam bawah laut. Lalu apa yang kurang dari pulau yang luasnya sekitar 5 ha ini? Tidak ada sarana MCK. Sarana ini tentu sangat vital bila serius ingin menjadikan Pulau Gili Labak sebagai destinasi wisata. Bukan hanya untuk wisatawan, tapi sarana ini juga untuk warga pulau yang jumlahnya tak sampai 50 KK. Sarana air bersih juga menjadi kebutuhan warga dan wisatawan. Selama ini air bersih (tawar) disuplai dari pulau lain. Bisakah pemerintah memfasilitasi untuk memudahkan suplai air bersih ke pulau ini?

Tak jauh dari Pulau Gili Labak, ada Pulau Talango yang hanya 5 menit saja menyebrang dari PelabuhanKalianget Sumenep. Di sini ada tujuan wisata religi yang dikunjungi ribuan wisatawan setiap harinya. Saya sendiri sangat surprised dengan banyaknya pengunjung ke tempat ziarah Syeh Maulana Yusuf ini. Hal yang perlu dibenahi dari tempat wisata ini adalah kerapian pedagang kaki lima dan perlu ditertibkannya pengemis (dari anak-anak sampai kakek-nenek). Untuk pengunjung yang datang secara mandiri (bukan rombongan bis) lahan parkirnya sangat tidak memadai, hanya memanfaatkan sebidang tanah dekat area pemakaman.

Pengunjung yang datang dalam bentuk rombongan umumnya berwisata satu paket kunjungan ke Makam Raja-raja Sumenep, Masjid Agung, dan Museum Keraton Sumenep. Untuk kebersihan di tempat-tempat ini secara kasat mata relatif bersih. Tapi kebersihannya perlu ditingkatkan lagi. Misalnya di Taman Sari, wah..perlu dibersihkan agar lebih indah dipandang mata. Taman Adipura atau Taman Bunga yang berada satu kompleks dengan Keraton dan Masjid Agung juga perlu diperhatikan kebersihannya. Terutama pada hari Minggu, saat Taman ini menjadi pusat kegiatan warga. Sampah bisa berseraan dimana-mana. Pemerintah bisa menambahkan lebih banyak lagi tempat sampah agar warga yang datang mudah untuk membuang sampah.

[caption id="attachment_363531" align="aligncenter" width="300" caption="Festival Sapi Sonok 2014 (dok.pribadi)"][/caption]

Wisata budaya yang juga menjadi andalan Sumenep cukup banyak, diantaranya Festival Kerapan Sapi, Festival Sapi Sonok, dan Prosesi Hari Jadi Kabupaten Sumenep. Acara-acara budaya ini perlu dipublikasikan secara luas jauh-jauh hari sebelum hari-H. Nah..salah satunya dengan cara membuat kalender event yang dibuat setiap awal tahun. Kalender event ini disebarkan secara luas lewat e-tourism atau sarana lainnya. Acara budaya selalu didukung oleh kelompok-kelompok seni tradisional (musik dan tari). Kelompok seni inilah yang perlu diperhatikan agar terus bertumbuh dan berkembang tanpa meninggalkan ciri khas tradisi Sumenep.

Potensi di pulau lainnya masih banyak yang bisa dikembangkan sebagai tujuan wisata bahari. Tapi ya butuh keseriusan dari pemerintah untuk membuat tempat-tempat itu nyaman bagi wisatawan dan penduduk. Apalagi koneksitas antar pulau selama ini masih sangat jauh tertinggal. Banyak yang harus disiapkan oleh pemerintah selain modal. Sebagai kabupaten yang punya tambang migas menurut saya Sumenep harusnya bisa.

http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun