Mohon tunggu...
steven tamstil
steven tamstil Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru and penulis yang memiliki banyak hobby

Telah bekerja sebagai graphic designer and telah menjadi guru dan menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Penyihir dari Axtraliz - Chapter 1

1 Januari 2020   03:12 Diperbarui: 1 Januari 2020   03:57 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kita bicara besok yah. Aku mau tidur. Nite2

Pada keesokan harinya aku tidak melihat dia di bangku sekolah. Aku kira dia sakit. Aku mulai kuatir dan mengirim pesan chatting. 

Fanny. Km ngak masuk sekolah?

[Hari ini aku ngak ke sekolah]

Kenapa?

Dia tidak menjawab pesanku pada saat itu. 

Aku mulai berkunjung ke rumahnya. Rumahnya tidak dikunci dan semuanya kosong. Di kamarnya cuma terdapat sebuah buku hariannya yang penuh gambar dan idea yang dia ingin tulis ke dalam Novel dia itu.

Aku mendengar suara seseorang berbisik-bisik. Terdengar dua orang berbisik-bisik yang sedang membicarakan sesuatu. Aku merasa mereka berdua sedang berbicara dengan bahasa asing. 

"Siapa di situ?"

"Xe Zell Mara zon Axtraliz? " Salah satu mereka berkata dengan bahasa asing.

Mereka berdua menampakan diri mereka. Salah satu dari mereka adalah berwujud cupid hijau bermata satu (mata Cyclops) dan satu lagi boneka Teddy bear bersayap. Aku rasanya pernah melihat Teddy bear itu. Rasanya Teddy bear itu milik Estephania. Dia suka memeluk Teddy bear itu. Teddy bear itu juga memiliki sebuah mahkota di kepalanya. Aku ingat Teddy Bear Estephania itu bernama Constantine atau disebut sama Estephania itu Con-con. Aku merasa aku sedang bermimpi. Sebab aku melihat sesuatu yang sangat aneh. Aku mencubit diriku sendiri dan berkata dalam diriku sendiri ini cuma sebuah mimpi. Ternyata bukan sebuah mimpi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun