kita mengaku berbudaya tinggi
tetapi, diberangus
setiap kali pergantian
pemerintahan yang baru
anggaran kebudayaan
hanya basa-basi pelestarian
padahal disunat
lalu, masuk kantong pribadi
kita melulu berbangga diri
merasa inferior
seakan-akan
tidak ada budaya terbaik
di dunia selain Indonesia
tapi, mengapa dananya minim?
jangan paksa orang lain
menjaga kebudayaan
dengan uang pribadinya
mereka punya keluarga
anak dan istri
juga butuh makan
mustahil dijejali jathilan
atau hasil kerajinan
yang selalu merugi
ketika renda-renda kesenian
bagian dari pelestarian kebudayaan
bermunculan di mana-mana
hingga pelosok desa
berduyun-duyun pula pemburu uang
berpura-pura peduli
apa yang kalian cari?
kami hanyalah pejuang keluarga
yang dilarang lapar dan miskin
kekayaan telah dirampas
oleh kaum dari penguasa mengatasnamakan kebudayaan
mana buktinya
kantong-kantong kebudayaan
dan kesenian dipermudah
anggarannya
tidak nampak bukan?
bagaimana cara memastikan
kebudayaan adalah suatu hal
yang dapat berjalan
secara jangka panjang?
bukan sekadar program
yang dipotong dan diubah
setiap kali pemerintahan
berganti
bagaimana pula
memastikan transmisi
dari generasi yang lebih tua?
apa solusinya?
tanpa kebudayaan
kita bukan siapa-siapa.
Jogja, 1 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H