Jujur dari dulu saya termasuk fans dan pendukung jokowi,utamanya waktu beliau masih jadi walikota Solo. Komitmen,kesederhanaan dan kepolosan beliau jadi alasanya. Ketulusan dalam memimpin Solo menjadikanya di apresiasi masyarakat.Sampai akhirnya diusulkan untuk menjadi Gubernur DKI.Saya masih ingat waktu diwawancarai salah satu Reporter TV saat beliau di dorong-dorong untuk maju sebagai calon Gubernur DKI
“ Gimana mau jadi Gubernur DKI lha wong kerempeng begini”.... setengah bercanda Pak Jokowi menjawab dengn nuansa kepolosan dan kesederhanaan.Yang membikin saya kagum.Tapi saya sama seperti masyarakat lain menunggu “what next” dari beliau karena jujur kita belum mengenal watak beliau sebenarnya. Ibarat buah ,beliau itu mangga muda yang kita tidak tahu bagaimana rasanya kalau sudah jadi mangga tua. Sampai akhirnya menjelang detik2 pencapresan beliau, satu persatu watak dan kepribadian nya mulai terkuak.Dan sayangnya (buat para pendukung Jokowi) sisi2 gelap tersebut yang kemudian perlahan2 terang itu kelihatanya kurang mengenakan. Ibarat beli kucing dalam karung, setelah dibuka ternyata kucing nya bukan kucing hias yang menawan berbulu indah,tapi hanya kucing biasa yang tidak bisa dikagumi.Sesuatu yang diperlukan untuk menjadi Presiden di negara berpenduduk 240 juta jiwa.Ini adalah beberapa rangkuman alasan singkat yang membuat saya berpaling.
1.Blusukan
Setelah beberapa waktu tren ini menjadi jualan beliau,tanpa ada juntrungan solusi permasalahan . Kalau cuman blusukan ,yah anak SD juga bisa. Nengok pasar ,nyemplung Got.Faktanya harga juga masih terus naik,jalanan masih rusak dan macet,banjir tambah parah.Jadi Blusukan perlu, tapi kurang penting,jangan jadikan jualan hanya buat menarik popularitas rakyat kecil.Tapi nggak ada solusinya.Kasihan rakyat kecil.
2. Janji banyak meleset
Ternyata omongan di kampanye hanya jadi mercon di siang bolong yang hanya mengagetkan sekali, buat penarik tapi kemudian redup. Salah satu yang nyata , didengarkan ,disaksikan jutaan pasang matawaktu debat calon gubernur DKI dulu, Jokowi menggebu2 menyalahkan Foke persis seperti bawahan menghardik majikan ,mengenai proyek Monorel yang terbengkalai.Saya ingat betulomongan Jokowi “Lha itu proyek Monorel dibiarkan mangkrak ,gak selesai2?. Kalau saya jadi Gubernur langsung saya eksekusi dan lanjutkan buat kepentingan masyarakat Jakarta !”
Apa faktanya? Sampai detik ini,juga gak bisa selesai. Bahkan mau dibatalkan,sama dong kayak Foke.Jadi sebelum berbicara difikir dulu.
3. Sumpah palsu
Yang ini sudah dijadikan bulan2an media dan penduduk Jakarta,dan jawaban dari pihak Jokowi selalu normatif ala2 pejabat lain.Jadi bosan mendengarnya.. Mau merampungkan tugas sebagai Gubernur ,nyatanya setahun aja kurang, sudah GR mau jadi presiden. Dulu waktu nyalon jadi Gub juga pada saat jadi Walikota Solo belum selesai masa jabatanya. Jadi sudah dua kali berbohong,apalagi sumpah diatas kitab suci waktu pelantikan. Ini yang saya khawatir jadi tabiat asli Jokowi sesungguhnya yang kita tidak kenal. HAUS KEKUASAAN padahal baru saja dipuja puji. Sekali lagi meleset dari sifat kesederhanaan yang saya sangka. Coba kalau nyapresnya pada saat sudah selesai masa bakti jadi gubernur. 1000 persen saya pasti dukung Jokowi.itulah Jokowi yang sebenarnya yang saya idamkan.
4.Minim Pengalaman
Hanya mengandalkan sosok dan penampilan yang sederhana.Kamuflase. Tapi minim pengalaman bagi saya berisiko buat memimpin 240 juta orang. Hanya pengalaman beberapa tahun memimpin kota kecil Solo dan beberapa bulan Jakarta,yang tentunya secara masuk akal tidak bisa dilihat dan dijadikan tolak ukur. Saya belum melihat program2 revolusioner beliau dapat langgeng dikemudian hari.Sekali lagi jangan2 Cuma jadi mercon,terasa di awal melempen dikemudian. Program Kartu sehat dsb,pemukiman deret,memang sudah dilakukan.tapi apakah bisa langgeng dikemudian hari? Belum dibuktikan kelancaran dan efektifannya tapi yang empunya “sudah kabur duluan” meninggalkan jejak yang tak bertuan.Harus dibuktikan dulu kelanggengan program2 tersebut untuk beberapa tahun kedepan.Karena pasti ada kritik,kelemahan sana sini yang belum tahu arahnya kemana. Jadi jangan jadi pelempar mercon terus kabur Bro.....selesaikan dulu masa jabatanya sambil bisa memonitor program yang digagas.Itu lebih gentlemen
5. Sudah pasti bakal disetir.
Tipe pemimpin model Jokowi ini, dengan di gotong2 sama elite partainya.dibantu sana sini,sampai diajarin cara berdebatnya.Naga2nya dan ujung2nya sama tipe model saat dipimpin Megawati dulu.Terlalu disetir orang disekitarnya.Jadinya apa? Ya sama saja.Jaman Megawati juga nggak bagus-bagus amat jadi pemimpin. Kondisi negara begitu-begitu aja, malah terpuruk. Jadi sudah jelas arah kepemimpinan Jokowi nanti seperti apa. Nggak perlu diulang ,kan sudah pernah dipimpin Megawati? So what?
Ini hanya sebagian kasus,saya tak perlu menjabarkan hal2 lain,pastinya nanti tambah rame jagad kompasiana yang di isi mayoritas pendukung nomer dua. Ini hak saya mengutarakan isi hati. Saya sama seperti Anda ,dulunya saya adalah pengagum beratJokowi.Tapi ternyata salah jurusan. Maaf. Akhirnya saya berpaling ke yang sedikit jeleknya .Ya Pak Prabowo.Minimal beliau sudah dikenal luas dan sudah terbukti memimpin lembaga elit negara apalagi tentara. Walaupun di sana-sini , masih nggak suka program beliau,seperti desa 1 M atau bagi2 kekuasaan. Tapi ya harus tetep saya harus milih. Yang jelek dari yang terjelek, nggak apa lah sambil menunggu next presiden yang lebih sempurna.
Semangat Pak Prabowo!..,,,J
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H