Konsep Psikologi Perkembangan
Pengertian perkembangan punya beragam versi. Meski para ahli berbeda pendapat, semua sepakat bahwa perkembangan ini merupakan langkah ke arah yang lebih maju dan lebih matang.Â
Secara teknis, perubahan sering disebut sebagai proses. Jadi, secara umum para ahli sepakat bahwa perkembangan adalah suatu proses. Namun, jika masalah tersebut ditempuh dengan mengajukan pertanyaan sesuai prosedur, akan diperoleh banyak jawaban berbeda yang pada dasarnya berpangkal pada posisi masing-masing ahli.Â
Psikolog membedakan definisi/pengertian pertumbuhan dengan perkembangan. Istilah pertumbuhan diartikan sebagai perubahan  kuantitatif aspek fisik atau perubahan yang terjadi pada organ  dan struktur fisik tubuh, seperti pertumbuhan tinggi badan pada anak. Istilah perkembangan secara khusus diartikan sebagai perubahan yang berkaitan dengan aspek psiko-psikologis seseorang, seperti perubahan yang berkaitan dengan aspek pengetahuan, karakteristik sosial, kepercayaan, dan pengetahuan, keyakinan agama, moral, kecerdasan, dll.Â
Pertumbuhan adalah perbaikan struktural, sedangkan perkembangan adalah perbaikan fungsional. Karena  pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya adalah tentang perubahan, perubahan mengarah ke tahap yang lebih tinggi atau lebih baik. Baik dalam pematangan maupun perkembangan, terdapat perilaku matang yang merupakan periode terbaik untuk berfungsinya atau berkembangnya beberapa aspek kepribadian.Â
Gambaran pengembangan pribadi yang menyeluruh dan lengkap akan  dipahami  melalui pemahaman yang jelas tentang prinsip-prinsip perkembangan. Meskipun ada banyak rumusan prinsip-prinsip perkembangan, seperangkat prinsip pengembangan yang diusulkan oleh Dinkmeyer dan Coldwell tampaknya cocok dengan kebutuhan guru dalam mengajar:
1. Pertumbuhan mengikuti suatu pola tertentu. Setiap anak memiliki fenotipe yang unik dan karakteristik tingkat perkembangan. Anak-anak bisa menjadi dewasa cepat atau lambat. Namun, seorang anak dapat menjelaskan pola dan laju perkembangannya dengan membandingkannya dengan berbagai variasi perkembangan yang ada.
2. Pertumbuhan mempunyai urutan tertentu dan berjalan secara teratur. Â Pentingnya urutan-urutan pertumbuhan itu dapat memberikan gambaran kesulitan yang dihadapi individu dengan melihat seberapa jauh penyimpangannya dari urut-urutan yang ada.
3. Perkembangan punya kecepatan yang beragam dan tidak pernah tetap. Ini sangat jelas tampak pada laki-laki dan perempuan. Perempuan  memasuki masa kecepatan pertumbuhan praremaja mereka lebih awal dibandingkan dengan kaum pria dan bertumbuh sangat cepat. Kecepatan pertumbuhan anak mempunyai pengaruh terhadap kemampuan anak menghadapi berbagai tuntutan di sekolah, dan pengaruh ini patut dipertimbangkan.
4. Model perkembangan menunjukkan adanya variasi antar-individu yang sangat besar. Tingkat pertumbuhan bervariasi antara anak-anak dan dalam diri mereka. Perubahan batin dapat sering diamati pada individu dan membantu kita memahami apa keunikan pada setiap anak. Ada bukti bahwa keunikan ini dapat diidentifikasi pada tahap awal perkembangan. kita perlu memahami faktor-faktor yang membuat mereka unik, bukan hanya tentang kedewasaan mereka.
5. Perkembangan merupakan hasil interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Genetika dan lingkungan saling melengkapi dan selalu bergantung satu sama lain untuk menentukan perkembangan individu. Keduanya tidak dapat dipisahkan.
6. Tubuh cenderung membentuk tatanan yang seimbang yang disebut hemostasis. Ini menyiratkan adanya "kebebasan" tubuh untuk mengatur dirinya sendiri. Tubuh cenderung menyediakan lingkungan internal yang stabil, dan keseimbangan ini mengatur sejumlah fungsi tubuh. Banyak fungsi pengobatan, atau kekuatan penyembuhan yang dapat berperan ketika tubuh terganggu.
7. Persiapan diperlukan, dan pengenalan proses pembelajaran baru hanya efektif jika anak sudah siap. Hanya mendorong perkembangan, dengan mengorbankan tingkat pertumbuhan anak, dapat menyebabkan penolakan, keputusasaan, dan kebingungan pribadi.
Menurut Suryabrata (2004:170) pendapat atau konsepsi tentang perkembangan dibagi menjadi tiga aliran, yaitu aliras asosiasi, aliran Gestalt, dan aliran sosiologisme.
A. Aliran Psikologi Asosiasi
Menurut aliran asosiasi bahwa pada hakekatnya perkembangan itu adalah proses asosiasi. Yang primer adalah bagian-bagian, bagian-bagian ada lebih dulu, sedangkan keseluruhan ada lebih kemudian. Bagian-bagian itu terikat satu sama lain menjadi satu keseluruhan oleh asosiasi. Contoh terbentuknya pengertian lonceng, yang pertama diserap adalah suara lonceng kemudian anak mempunyai kesan untuk meraba lonceng, dsb.
B. Aliran Psikologi Gestalt
Menurut aliran Gestalt, psikologi memiliki ide yang berlawanan dengan aliran asosiatif. Menurut Gestalt, perkembangan adalah proses diferensiasi. Ini berarti primer adalah keseluruhan sedangkan bagian-bagian yang lain adalah sekunder. Keseluruhan adalah pertama-tama bagian. Misalnya, jika kita bertemu seorang teman dari jauh, hal pertama yang kita lihat bukanlah pakaian barunya, pena yang bagus, atau dahi yang terluka, tetapi melihat teman kita secara keseluruhan. Dan baru kemudian kita melihat hal-hal lain seperti pakaian barunya, pulpennya yang indah, dahinya yang terluka dan hal-hal khusus lainnya.
C. Aliran Sosiologisme
Dari sudut pandang sosiologi, perkembangan adalah proses sosialisasi. Anak manusia pada mulanya merupakan makhluk pra-sosial, kemudian dalam proses perkembangannya secara bertahap tersosialisasikan. Salah satu ahli dengan pandangan seperti itu adalah James Mark Baldwin. Ia adalah seorang ahli di bidang biologi, sosiologi, psikologi dan filsafat.Â
Karya utamanya di bidang psikologi perkembangan adalah Mental Development in Childhood and Race (1895). Baldwin menjelaskan bahwa perkembangan merupakan proses sosialisasi berupa peniruan yang disertai dengan adaptasi dan seleksi. Adaptasi dan seleksi ini terjadi atas dasar hukum efek. Perilaku individu juga dijelaskan sebagai imitasi. Kebiasaan adalah tiruan diri sendiri, sedangkan adaptasi adalah tiruan orang lain.
Tujuan Psikologi Perkembangan
Tujuan psikologi perkembangan adalah untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan mengoptimalkan perkembangan (Baltes, Reese dan Lipsitt, 1980). Untuk menggambarkan perkembangan, perlu difokuskan pada pola perubahan yang khas dan variasi individu dari pola perubahan (yaitu perkembangan idiom). Meskipun ada jalur perkembangan tertentu yang akan diikuti kebanyakan orang, tidak ada dua orang yang sama.
Psikologi perkembangan juga harus berusaha menjelaskan perubahan yang mereka amati dalam kaitannya dengan proses normatif dan perbedaan individu. Meskipun, seringkali lebih mudah untuk mendeskripsikan perkembangan daripada menjelaskan bagaimana hal itu terjadi.
Akhirnya, psikologi perkembangan diharapkan dapat mengoptimalkan perkembangan, dan menerapkan teori mereka untuk membantu orang dalam situasi praktis (misalnya membantu orang tua mengembangkan keterikatan yang aman dengan anak-anak mereka).
Setidaknya ada 13 tujuan dalam psikologi perkembangan:
Setidaknya ada 13 tujuan dalam psikologi perkembangan:
1.Mengetahui tahap perkembangan seorang individu
2.Membantu pendidik dalam kegiatan belajar mengajar
3.Mengukur perubahan tingkah laku seorang anak
4.Mempelajari perbedaan antar individu
5.Sebagai dasar ilmu dan basic dalam pengajaran
6.Untuk pengendalian
7.Mengetahui tahap perkembangan pendidikan psikologi
8.Mengetahui realitas
9.Mengetahui pola pikir anak
10.Mempersiapkan menghadapi tuntutan pendiidkan
11.Merumuskan desain pembelajaran
12.Memahami gejala psikologis dalam pendidikan
13.Bimbingan dan evaluasi pembelajaran
Ruang Lingkup Psikologi Perkembangan
Sebagai disiplin akademik, psikologi sosial perkembangan berfokus pada transisi utama kehidupan seseorang dari perkembangan janin hingga kematian, dengan mempertimbangkan domain fisik, kognitif, dan sosial masyarakat dan sentimen di mana kita semua berada. Semuanya terdengar agak rumit, seperti orang itu sendiri.
Beberapa masalah yang dibantu oleh psikolog perkembangan meliputi:
1. Perkembangan kognitif di masa kanak-kanak dan sepanjang hidup
2. Masalah perkembangan dan ketidakmampuan belajar
3. perkembangan emosional seorang individu
4. Kemampuan bahasa
5. Alasan etis
6. Mengembangkan keterampilan motorik
7. Pengembangan Kepribadian
8. Persepsi diri dan konsep diri
9. Pengaruh faktor sosial budaya terhadap perkembangan anak
Referensi
https://dosenpsikologi.com/tujuan-psikologi-perkembangan-dalam-pendidikan
https://dosensosiologi.com/psikologi-perkembangan/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H