Sistem gerak terbagi menjadi 2 jenis yakni, sistem gerak aktif dan pasif. Sistem gerak pasif terdiri dari sistem rangka yang tersusun atas tulang. Sedangkan sistem gerak aktif yaitu otot. Otot dapat berkontraksi (melakukan gerakan) hal ini memerlukan dua hal yakni, Ca+ dan ATP (Adenosin Tri Pospat) sebagai energi untuk bergerak. Kontraksi otot merupakan reaksi antara Aktin dengan Miosin.
Proses kontraksi dimulai dengan adanya impuls saraf yang mengirim sinyal menuju neuromuscular junction. Hal ini memicu terjadinya asetilkolin, yang menyebabkan terjadi depolarisasi (perubahan muatan ion). Sehingga atom Ca+ pada retikulum sarkoplasma terlepas dan masuk menuju ke sitoplasma. Pada sitoplasma, Ca+ terikat pada troponin (troponin berbentuk seperti tali yang mengikat aktin).Â
Sehingga terjadi perubahan struktur sehingga tropomiosin terlihat. Kepala miosin menempel pada tropomiosin, untuk terjadinya kontraksi, kepala miosin menggunakan ATP sebagai energi untuk mendorong ke arah tengah sehingga otot memendek. Ketika otot berelaksasi (otot memanjang) ATP terlepas dari kepala miosin dan kepala miosin terlepas dari tropomiosin dan Ca+ kembali ke retikulum sarkoplasma dengan metode transpor aktif. Hal ini terjadi berulang setiap otot akan berkontraksi atau berelaksasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H