Mohon tunggu...
Grestina Martha
Grestina Martha Mohon Tunggu... -

mahasiswa uin malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Strategi Pendidikan Anak Usia Dini

13 Juni 2014   18:32 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:54 1903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Manajemen dibutuhkan dalam semua hal. Salah satunya pada Pendidikan Anak Usia Dini. Manajemen pendidikan segbagai pendekatan pengemvangan sumber daya manusia kompetitif, sarana pembaharuan soaial yang berkeadilan, serta pembaharuan dunia pendidikan yan kontekstual sangat penting bagi eksistensi lembaga pendidikan.

Dalam Manajemen Strategi Pendidikan Anak Usia Dini, terdapat beberapa komponen yang berkaitan dengan erat dengan output yang akan dihsasilkan, antara lain sebagai berikut :

1. Kelembagaan

Mengelola pendidikan bukanlah sebuah tempat usaha barang, melainkan mengelola sumber daya manusia yang memiliki keunikan-keunikan masing-masing. Untuk itu dibutuhkan formula yang tepat dalam mengatur segala permasalahan manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Ada beberapa model penataan kelembagaan yang konvensional.KArena itu kita harus mencari model yang paling tepat agar PAUD bisa berkembang dengan baik. Model manajemen kelembagaan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

- Pengelolaan PAUD selama ini terlalu banyak seninya disbanding dengan ilmunya, sehingga gaya manajemen yang dilakukan lebih bersifat trial and error.

- Penerapan manajemen “gotong-royong”. Artinya, semua orang melakukan semua pekerjaan. Tidak ada pembagian kerja yang tegas dan jelas. Sehingga,proses manajemen tidak berlangsung secara efektif dan efisien.

- Gaya manajemen tukang cukur. Yaitu, satu orangmelakukan semua pekerjaan, mulai dari membuka kios, menyapu, memotong rambut, menutup kios, dan mengelola keuangan sekaligus

- Penerapan manajemen “sungkanisme” yaitu, suatu manajemen yang tidak asertife. Budaya sungkan (segan) mengatur kesalahan teman dan budaya marah bila ditegur teman membuat organisasi berjalan tak tentu arah, sehingga tidak bisa mencapai tujuan yang dikehendaki

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengajuan izin penyelenggaraan PAUD, adalah sebagai berikut:

1. Surat permohonan kepada Kepala DInas Pendidikan Kabupaten. , Cq Kabid PLSPO yang diketahui oleh lurah, camat, dan pemilik PLS kecamatan.

2. Akta notaries pendirian yayasan.

3. Bentuk dan nama lembaga

4. Visi dan misi lembaga

5. Program kegiatan mengajar

6. Sarana dan prasarana

7. Data keterangan yang berisi:

- Data pengelola, pendidik, pengasuh

- Data peserta didik

- Denah lokasi

- Surat keterangan kepemilikan bangunan

- Surat izin lingkungan diketahui RT/ Lurah / Kepala Desa

- Struktur Organisasi


2. Metode Pengajaran

Mengajar anak usia dini membutuhkan metodologiyang unik dan kreatif. Disinilah signifikansi dan urgensi peran seorang guru dalam mendidik dan menggali potensi anak didik. Menurut Rini Utami Aziz, pendidik harus memiliki kualisifikasiakademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan ruhani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam pasal 29, pendidik dan pendidikan anak usia dini harus memiliki kualifikasi akademikpendidikan minimum diploma emapt. Atau sarjana, latar belakang pendidikan tinggi dibidang anak usia dini, kependidikan lain, atau psikologi, dan sertifikat profesi guru PAUD.

Kualitas pendidik sangat menetukan hasil pembelajaran yang dicapai.Kegagalan dan kesuksesan pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas tenaga pengajar yang menguasai materi, metodologi pengajaran, dan skill yang professional.

Terdapat beberapa metode pengajaran yang disesuaikan dengan tahap anak usia dini.

1) Pada usia 0-3 tahun

Anak dapat mengikuti kegiatan di sekolah taman bermain. Apapun metodenya, yang harus diperhatikan ialah hubungan komunikasi guru dengan anak, bagaimana cara guru itu berkomunikasi. Ketika mengajar, sebaiknya guru tidak mendominasi kegiatan anak.

2) Pada usia 5 tahun

Anak dapat diberikan kegiatan yang bisa memberi kesempatan untuk mengobservasi sesuatu.Sebaiknya pendidik tidak melulu mencotohkan lalu anak mengikuti.Tapi biarkan anak mencoba-coba.

3) Pada usia 6-12 tahun

Perbanyak melatih kemampuan anak bercerita dan mempresentasikan apa yang mereka ketahui. Metode belajarditekankan pada bagaimana anak berfikir kreatif. Salah satunya dengan metode mind mapping, yaitu membuat jaringan topik.

3. Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum adalah inti sebuah lembaga pendidikan. Kurikulum yang benar akan menghasilkan pengajaran dan kegiatan yang terpadu dan holistik yang mengarah pada visi dan misi lembaga pendidikan yang dicanangkan. Disinilah pentingnya menyusun kurikulum yang visioner dan prospektif.

Dalam mengimplikasikan konsep Montessori terhadap progam pendidikan bagi anak usia dini, perlu memperhatikan hal-hal berikut ini :

1. Kurikulum pada pendidikan anak usia dini didisain berdasarkan tingkat perkembangan anak.

2. Materi maupun metodologi pendidikan yang dipakai dalam rangka pendidikan anak usia dini harus benar-benar memperhatikan tingkat perkembangan mereka.

Kompetensi akademis merupakan alat untuk mencapai tujuan, dan manipulasi diihat sebagai materi yang berguna untuk mengembangkan diri anak. montessori menganjurkan perlu adanya area berbeda yang mewakili lingkungan yang disediakan

4. Keterampilan

Keterampilan yang seharusnya dikuassai anak-anak paud adalah keterampilan melukis, menggambar, memainkan permainan edukatif, mengenali kemampuan terbesarnya dengan latihan intensif.Keterampilan tersebut bisa berkembang sesuai potensi anak didik yang ada, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berjalan secara masif dan eskalatif. Dalam konteks ini guru berperan aktif mengembangkan keterampilan anak didik secara maksimal

5. Pelatihan

Manajemen paud yang terdiri dari kelembagaan, metode pengajaran, dan kurikulum adalah hal-hal yang harus dipahami baik secara teoritis dan praktis.Maka, dibutuhkan pelatihan yang intensif dan ekstensiv bagi para calon pengelola paud.Pelatihan ini harus dirancang secara sistematis, efisien dan efektif dengan jadwal yang tepat dan produktif.

Menurut Dr. Fidesrinur M.Pd, profesionalisme pendidik PAUD harus ditingkatkan melalui pelatihan, insentif, atau penghargaan dari pemerintah sehingga eksistensi pendidik paud dihargai dan diterima oleh masyarakat. Cara lain untuk memberikan penyegaran pada pendidik paud adalah dengan bekerja sama dengan Diknas, universitas, sekolah tinggi yang memiliki program studi paud. Pelatihan diselenggarakan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya program pendidikan anak usia dini, sehingga para peserta diharapkan mampu dan siap menjadi tutor PAUD dengan menyelenggarakan pendidikan anak usia dini dengan tepat dan benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat.

sumber : buku PAUD Manajemen Strategis Pendidikan Anak Usia Dini

oleh : Jamal Ma'mur Asmani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun