Mohon tunggu...
Gress Prettycia
Gress Prettycia Mohon Tunggu... Guru - SMK Nasional Malang

Saya seorang guru bidang Teknik Komputer dan Informatika di SMK Nasional Malang. Bekerja menjadi seorang guru sudah saya geluti sejak 2016 silam. Banyak hal yang saya pelajari dan dapatkan selama 6 tahun berkecimpung di dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kompetensi Programmer Web Siswa SMK untuk Memenuhi Standar Kebutuhan Industri Perangkat Lunak

24 November 2022   12:31 Diperbarui: 24 November 2022   12:38 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selaras dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, khususnya dalam dunia kerja, sumber daya manusia (SDM) dituntut memiliki kompetensi keahlian dan keterampilan serta watak dan kepribadian yang tangguh supaya dapat bersaing dalam dunia kerja (Ardiyansah, 2013). SDM tersebut tidak hanya sebagai tenaga kerja dalam berbagai bidang yang mampu melaksanakan tugas-tugas dalam pekerjaannya, tetapi juga diharapkan mampu memperluas atau menciptakan lapangan kerja baru (Setiawan, 2015).

Kenyataan yang ada sekarang ini membuktikan bahwa dunia pendidikan berkaitan erat dengan dunia kerja, maka keterkaitan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja semakin terjalin, sehingga konsep pendidikan nasional saat ini mengacu pada penyiapan tenaga kerja siap pakai. Tenaga kerja lulusan lembaga pendidikan formal maupun non formal tersebut harus siap ditempatkan pada dunia kerja yang sesuai dengan bidang dan jenjang pendidikan masing-masing (Ardiansyah, 2013). Salah satu lembaga pendidikan formal yang bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang dapat terserap oleh dunia kerja dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

SMK sebagai salah satu bentuk pendidikan kejuruan di Indonesia harus mampu mengajarkan kompetensi yang memenuhi kebutuhan masa depan lulusannya dengan melihat realitas tempat kerja dan teknologi yang berkembang. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Finch dan Crunkilton (1989:12) dan Billet (2011:26) yang menyatakan bahwa salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh pendidikan kejuruan adalah orientasi kerja individu dalam dunia kerja sesuai kebutuhan kerja di lapangan. Dengan kata lain, keberhasilan SMK dapat dilihat dari lulusan yang siap kerja yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI) (Sasmito, 2015). Lulusan SMK sebagai tenaga kerja yang dibutuhkan oleh DU/DI adalah SDM yang memiliki kompetensi sesuai dengan pekerjaannya, memiliki daya adaptasi, dan daya saing yang tinggi (Premono, 2010:52). Tenaga kerja tersebut dapat terbentuk apabila proses pembentukan kompetensi di SMK disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi yang telah ditetapkan di dunia kerja, yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Kota Malang sebagai salah satu kota yang memiliki banyak industri kreatif yang saat ini sedang dan selalu berkembang tidak terlepas akan kebutuhan tenaga kerja terampil yang siap untuk bersaing dalam mengikuti perkembangan dunia industri, salah satunya industri pengembangan perangkat lunak website. Hal tersebut didukung oleh penelitian Syahrul (2014) yang menyimpulkan bahwa seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat di dunia industri khususnya bidang pengembangan perangkat lunak web, tentunya membutuhkan tenaga kerja yang mempunyai kompetensi dan keterampilan untuk meningkatkan produksi dunia industri. Salah satu kompetensi keahlian di SMK yang lulusannya diharapkan mempunyai kompetensi dan keterampilan dalam hal pengembangan web adalah Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Berdasarkan hasil wawancara dengan Fahrudi selaku pemilik CV. Software Indonesia, salah satu industri perangkat lunak di Kota Malang, lulusan SMK RPL yang berkompeten dan terampil di bidang web dibutuhkan dan dicari oleh industri perangkat lunak sebagai programmer web.

SMK RPL sebagai bentuk pendidikan kejuruan yang menghasilkan lulusan sebagai programer web belum memberikan solusi yang optimal terkait masalah ketenagakerjaan di masyarakat. Rendahnya daya serap lulusan SMK di dunia industri menunjukkan belum relevannya kompetensi lulusan SMK dan pengetahuan lulusan yang tidak sesuai kebutuhan dunia industri. Menurut Fahrudi, lulusan SMK RPL yang bekerja pada bidang pengembangan perangkat lunak berupa web belum memiliki kompetensi dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Pihak industri masih harus memberikan training terhadap tenaga kerja lulusan SMK sebelum mereka dapat diberikan pekerjaan layaknya seorang programmer web. Hal tersebut menyebabkan banyak pihak industri mengeluh akan lulusan SMK RPL, sedangkan perkembangan industri perangkat lunak serta kebutuhan akan tenaga kerja terampil yang berkompeten dalam bidang web semakin pesat.

Hal senada juga diungkapkan oleh Harditya selaku Manager PT. DOT Indonesia, software house di Kota Malang, yang mengatakan bahwa lulusan SMK RPL belum memiliki skill yang cukup untuk menjadi programmer web, sehingga mereka hanya sebagai subyek uji coba dari aplikasi web yang dikembangkan. Hal tersebut dinilai karena proses pembentukan kompetensi di sekolah tidak sinkron dengan kebutuhan dunia industri, sehingga kompetensi lulusan SMK RPL tidak mencukupi untuk terjun di dunia kerja.

Pembentukan kompetensi bagi lulusan SMK RPL terjadi pada proses belajar mengajar di kelas. Pendapat tersebut sejalan dengan penelitian Judowati (2010:59) dan Sodikin (2007:65) yang menyatakan bahwa tujuan pembelajaran di kelas adalah memberikan bekal kepada siswa dengan berbagai keterampilan yang akan berguna di tempat kerja. Pelaksanaan belajar mengajar di kelas sebagai proses pembentukan kompetensi siswa yang memenuhi kebutuhan dunia industri tersebut harus didukung oleh guru yang berkompeten serta sarana pembelajaran yang memadai. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Walker dan Browne (1999:1); Greer (2002:19); Taylor (2006:2); Wang (2006:211); dan Fabro, Almeida, dan Sluzarski (2012:29) yang menyimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat diukur melalui tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sarana pembelajaran, sumber belajar, atau penilaian pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, proses pembentukan kompetensi siswa sebagai programmer web yang sesuai dengan kebutuhan industri perangkat lunak merupakan gejala yang perlu diungkap. Indikator kompetensi yang diteliti meliputi kompetensi pemrograman inti, kompetensi pemrograman basis data, dan kompetensi pemrograman spesialisasi. Kajian pada ketiga indikator tersebut diharapkan dapat mendeskripsikan bagaimana proses pembentukan kompetensi programmer web siswa SMK RPL dalam pembelajaran pemrograman web yang disesuaikan dengan kebutuhan dan standar pada dunia kerja. Sehingga, lulusan SMK RPL sebagai programmer web yang siap kerja dapat terserap dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan industri perangkat lunak bidang pengembangan web.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun