Mohon tunggu...
Gresia Dwi Cahyani Hutauruk
Gresia Dwi Cahyani Hutauruk Mohon Tunggu... Lainnya - Redaksi

Mahasiswa Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat di Institut Pertanian Bogor.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Luka Menganga di Bumi Pertiwi: Pertambangan Ilegal dan Perusakan Lingkungan di Indonesia

14 Juni 2024   20:37 Diperbarui: 14 Juni 2024   20:37 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyingkap Luka yang Menggerogoti Keindahan Nusantara

 Indonesia, bagaikan zamrud khatulistiwa yang berkilauan, menyimpan kekayaan alam berlimpah yang menjanjikan kemajuan bangsa. Namun, di balik keindahan ini, tersembunyi luka menganga yang menggerogoti bumi pertiwi: pertambangan ilegal. Aktivitas pertambangan tanpa izin ini bagaikan kanker ganas yang merampas kekayaan alam, menghancurkan lingkungan, dan membahayakan masyarakat.

Praktik Merusak dan Dampak Mengerikan

Pertambangan ilegal bagaikan mimpi buruk yang menjadi kenyataan di berbagai daerah di Indonesia, pertambangan ilegal marak terjadi di berbagai daerah, seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Para penambang liar mengeruk emas, batu bara, pasir, dan bahan tambang lainnya tanpa mengindahkan aturan dan standar lingkungan. Aktivitas ini meninggalkan jejak kerusakan yang mengerikan:

  • Hutan Gundul: Hutan, rumah bagi keanekaragaman hayati yang tak ternilai, ditebang habis untuk membuka jalan bagi tambang. Hilangnya habitat flora dan fauna, erosi tanah yang tak terkendali, dan emisi gas rumah kaca yang kian meningkat menjadi konsekuensi fatal yang harus ditanggung.
  • Sungai Tercemar: Limbah tambang beracun mencemari sungai, merenggut sumber air bersih bagi masyarakat, dan memusnahkan biota air. Sungai yang dulunya jernih dan penuh kehidupan kini menjadi aliran beracun yang membawa malapetaka.
  • Tanah Terkontaminasi: Bahan kimia berbahaya dari penambangan meresap ke dalam tanah, mencemari lahan pertanian, dan membahayakan kesehatan manusia. Racun ini meracuni sumber makanan dan mengancam masa depan generasi penerus.
  • Udara Beracun: Debu dan emisi dari tambang mencemari udara, menyebabkan penyakit pernapasan dan memperparah perubahan iklim. Langit yang tadinya biru dan cerah kini diselimuti kabut asap, merenggut hak masyarakat untuk menghirup udara segar.

Luka Memar di Balik Keindahan Raja Ampat: Kisah Nyata Perusakan Lingkungan Akibat Pertambangan Ilegal

Raja Ampat Menangis di Bawah Keindahannya

Raja Ampat, kepulauan yang bagaikan surga bawah laut dengan terumbu karang yang mempesona dan biota laut yang semarak, ternyata menyimpan luka yang menganga. Luka ini bukan akibat terjangan alam, melainkan torehan ulah manusia yang serakah: pertambangan pasir ilegal.

Di pulau-pulau kecil Raja Ampat, penambangan pasir ilegal telah merajalela, meninggalkan jejak kerusakan yang tak terperi. Terumbu karang, rumah bagi jutaan spesies laut, hancur dan terkikis oleh aktivitas penambangan. Ekosistem laut yang rapuh ini, yang menjadi sumber kehidupan bagi berbagai biota laut dan menopang industri pariwisata, kini terancam punah.

Papua Menjerit di Bawah Keindahannya

Di ujung timur Indonesia, Papua yang terkenal dengan kekayaan alamnya yang luar biasa, juga tak luput dari tragedi pertambangan ilegal. Di kawasan Taman Nasional Lorentz, penambangan emas ilegal telah mencemari Sungai Lorentz dengan merkuri. Racun merkuri ini meracuni air sungai, merenggut sumber air bersih dan makanan bagi masyarakat adat yang tinggal di sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun