Mohon tunggu...
arif tripada
arif tripada Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gak Usah Omok Cak, Untuk Jakarta “Kembalikan Menjadi Spirit of Nusantara, Titik!”

3 Agustus 2016   19:05 Diperbarui: 3 Agustus 2016   19:10 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertanyaan sederhananya,  Bagaimanapertanggung jawaban Gubenur dalam hal muwujudkan visi Jakarta Baru dlm periodeyg tengah dijalankan harusnya sudah terdeteksi capaiannya apa, trus kedepanjustru menawarkan visi Jakarta Pintar / Smart City.    Hmm.. ternyata dlm sudut pandang TP mas Ahokbener-bener terkesan "asbun" betapa tidak demikian.   Menurut, TP hrs nya sblm terlanjur keceplosanlagi, coba adakan sigi kongkrit mengenai  "Realitas Jakarta Periode ke Periode diEra Jokowi hingga era Ahok" inventarisir dengan jeli, aspek2 prasyarat apasaja yg sdh terpenuhi / diwujudkan sbg minimal "cermin" kota Ibukotasuatu Negara (?),  berikutnya,Inventarisir pula syarat apa saja yg belum terpenuhi sesuai janji visi-misiyang harus ditunaikan satu periode ini [?].  

Jangandulu "terus2 an nggedabrus" kalau ngelempar obsesi.    Hmmm jika apa yg TP kritik dan sarankan ini mshsaja gak mudeng mk mas Ahok lebih baik banyak bertanya kpd para staf ahlinya,mengapa ?     Agar sikap dan gaya pemimpin sprt itu kedepantdk terulang lagi. Intinya kalau kang Ahok pingin "mimpi" smart makahrs memahami dulu modal dasar yg mjd syarat dan prasyarat (baca: kondisi prakondisi prinsip yg hrs tersedia icapai lebih dulu) untuk Jakarta.

Ingat, visi Jakarta Baru yg kang Ahok patoksaat maju bersama Jokowi hrs Ahok jelaskan dulu sdh dimana aspek kondisipraondisi yg sdh mereka wujudkan shng Ahok bs mengatakan bahwa Jakarta sdhbener2 "layak disebut baru".   Selanjutnya, baru kalau itu sdh bisadibuktikan sesuai garis besar visi-misi kampanyenya dan DPRD DKI sdh membuatpenilaian maupun rekom maupun catatan perbaikan dst dsb baru silahkan lemparobsesi Jakarta is The smart city.  Gitulho pak Ahok [maaf nglamak].   Penting diperhatikan,untuk Ahok pahami bhw Jakarta itu daerah khusus plus istimewa maka caraberdikir Kepala Daerah yg menjabatnya "wajib memiliki" kriteria ygkhusus dan juga istimewa pula.

Namun tentu ukuran khusus ini wajib dalamkonstelasi yg positive orientation bukan khusus dan istimewa yg"negative".   Dan, Maaf, kritikTP,  dengan gaya ucap dan sikap yg slmini bang Ahol pertontonkan dlm merespon keadaan , jujur saja, apa sdh memenuhiukuran criteria khusus dan istimewa dlm konotasi yg tepat ???     Hmmm kalau msh jujur untuk menyadari bahwaukurannya msh kurang maka akan tidak nyambung orientasi kalau kali ini Ahok inginmemekikan dengan lantang obsesi ; Jakarta Smart City jika dia terpilih kembalipada pilgub DKI 2017.

Ingat, jika visi Jakarta Smart City, yg ditawarkan Ahok sdh dlm kondisiterkonsep pasti, seyogjanya Ahok sdh memiliki konsep yg komperhensip, bagaimanamenuju Smart City untuk Jakarta.  Jangansampai hanya krn saat ini lagi menghadapi kegalauan atas suhu politik jelangpilgub DKI yg kian terkuak bhw kompetitornya ternyata banyak yg lebih memilikivisi dan rekam jejak keberhasilan kongkrit, paduan kata " smart city untukDKI "   sama terlempar sprt saatmenggemborkann visi "Jakarta Baru" yg jujur saja saat ini indikatorpengukurnya apa TP yakin masyarakat DKI pun juga bingung memaknahi : 

Masakyg dimaksud justru ; kemaceta Jakarta kian parah, banjir malah menjadi “tamurutin”,  sampah telh jadi asesosrisJakarta, atau isu sumber waras dan Reklamasi, yg baru menuai polemik (?)  Masak itu visi Jakarta Baru [?]   lalu mau dipaksa menjadi “Jakarta , Thesmart City ???   Hmmm… yg benara sajakang !

Saran TP, Ahok harus lebih banyak belajar memahami keadaan agar jika inginmenuliskan gabungan kata yg menarik untuk dijadikan visi misi, agar tidakseperti orang yg [maaf] lagi tergnggu penglihatannya namun sangat bernafsuuntuk melihat bentuk Gajah dengan cara mnempelkan mata terlalu dekat dengantubuh GAJAH. 

TP ingatkan sekali lagi,  DKI disamping sebagaikota provinsi srt daerah kusus dan istemewa bahkan DKI juga mrpkn ibukotanegara tercinta NKRI, maka yg wajib Ahok pahami dalam menawarkan visi CUKUP lahwajib mengandung unsur "spirit of Nusantara".   Hmm.. Bukan mengandalkan sekedar bunyigabungan kata yg ndakik namun relevansi sikonya, bukan selalu menggunakanstrategi “politik panggang sate” , mnunjukan daging sepotong, member bumbuseperlunya lalu dibakar ditengah lapangan. Menguntungkan secara politis [memang akan mudah membikin orang mabukoleh aromanya, namun tak bisa dinikmati dalam kemaslahatan masyarakat yg lebihbanyak].

Kepadasiapapun nati yang terpilih mempimpin DKI 2017-2023, Harapan TP targetkan visiyg urgensinya sudak mendesak bagi JAKARTA yakni sebgai Kota SPIRIT ofNUSANTARA, jangan lagi yang NDAKIK-NDAKIK tetapi faktanya sbatas strategiPOLITIK PANGGANG SATE seperti saat ini MASYARAKAT WONG CILIK sbatas kebgianbisa MENELAN LUDAH.

Hmmmmmmmm…CHER ..  LA ..   LUW ..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun