Mohon tunggu...
Greismefing
Greismefing Mohon Tunggu... Penulis - Menjadi Investor

Jangan takut menulis apapun selagi hatimu senang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Persahabatan, Toleransi dan Persaudaraan

27 April 2020   22:19 Diperbarui: 27 April 2020   22:38 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diawal bulan Ramadhan saya yang beragama Kristen mengingat beberapa teman kuliah  yang beragama Muslim, yang saat ini sedang berpuasa. Ketika terdengar suara adjan maghrib yang menandakan waktunya berbuka puasa dihari pertama, seketika saya mengeluarkan HP lalu membuka aplikasi WhatsApp dan mencari beberapa nama mereka. Satu persatu saya mengetik kalimat "Selamat Berbuka Puasa Dea", tak lupa juga  emoticon senyum dan peluk diakhir pesan. 

Dengan cepat mereka membalas pesan saya tadi, mengungkapkan rasa bahagianya mereka mendapat ucapan selamat berbuka puasa dari sahabatnya yang berbeda keyakinan. Tak berhenti disitu saya membalas chat mereka dengan menanyakan kabar mereka, maklum sudah lama kita tak bertemu, karena kesibukan kita masing-masing setelah lulus kuliah ditambah lagi dengan penyebaran Virus Corona saat ini sehingga kami tak bisa bertemu. Dari percakapan kita di WA, sahabat saya Dea bercerita bahwa bulan ini perusahaan mengeluarkan keputusan agar karyawan berkerja dirumah atau Work From Home sampai akhir bulan. Dea berkerja sebagai Marketing Kredit disalah satu perusahaan penyaluran kredit elektronik, tempat kerjanya adalah di Mall atau Super Market yang menjadi tempat berkumpulnya banyak orang, sehinngga kebijakan ini sangat wajar dikeluarkan untuk melindungi seluruh karyawan mereka dari penyebaran Virus Corona.

Kami memang terbiasa saling mengucapkan sesuatu jika diantara kami sedang merayakan hari besar diagama masing-masing. Kebiasaan ini tercipta karena diantara kami saat masih kuliah saling membantu tanpa memikirkan perbedaaan keyakinan diantara kami, meski sudah hampir empat tahun kami lulus kuliah kebiasaan ini terus kami lakukan.

Saya teringat ketika jarak rumah dan kampus sangat jauh, di salah satu semester terdapat kuliah tambahan yang dijadwalkan pada jam 7 malam dan saya harus mengikuti kuliah tersebut. Saya yang jauh dari Kampus menemukan masalah yang besar ketika saya harus hadir di kuliah malam, saya akan sulit pulang karena kuliah malam akan selesai pada jam sembilan. Di jam itu angkutan umum sangat jarang ditemukan dan amat berbahaya melukakan perjalanan ditengah malam. Saya yang kebingungan mendengar jadwal kuliah malam, tiba-tiba Dea yang duduk disebelah saya menepuk pundak saya dan berkata "Udah kamu nginep dirumah saya saja, kalo ada kuliah malam" dalam hati sentak saya berkata "ahh Tuhan baik sekali teman saya ini, mau memberikan kamarnya untuk menginap saat kuliah malam".

Hampir satu semester di hari sabtu saya menginap di rumah sahabat saya ini yang tidak jauh dari kampus, kami tidur satu kamar. Di waktu yang cukup lama saya menginap ketika ada kuliah malam semakin kami saling mengenal satu sama lain, saya tau bapaknya, kakak dan adiknya bahkan saya sangat dekat dengan kedua keponakan yang masih kecil. Selama saya tidur dirumahnya tak sedikitpun saya melihat dan merasakan bahwa uhatinya keberatan akan kehadiran saya dirumahnya. Justru Dea mengatakan dengan hadirnya saya, dia memiliki teman bicara dirumah karena semua anggota keluarganya sangat sibuk dengan kehidupan masing-masing.

Disaat kami selesai kuliah malam dan tiba dirumah Dea, saat masuk kamar kami tidak langsung tidur, kami bercerita sampai larut malam. Menceritakan tentang kehupan masing-masing, curhat tentang semua unek-unek yang ada dihati sampai mengungkapkan kekesalan kepada seseorang yang kami kenal.

Setelah lulus kuliah kami mulai jarang bercerita tentang apapun dikehidupan kami, disamping terbentur dengan kesibukan masing-masing dan juga terbatasnya ruang jika bercerita lewat sosial media. Kami sesekali hanya menanyakan bagaimana kabar dan meceritakan sebagian kegiatan yang telah dilakukan.

Saat menulis cerita ini rasanya hati rindu sekali saya akan massa-massa kuliah, dimana kami mempunyai kebebasan waktu untuk berkumpul dan bercerita, ingin rasanya mengulang kembali massa itu. Tapi ada hal yang lebih penting lagi dari sekedar merindukan massa kuliah bersama sahabat saya yaitu saya bersyukur meski kami telah lama lulus dan jarang bertemu, persahabatan kami tetap dapat berjalan dengan baik dan komunikasi kami masih berlangsung.

Semoga temen-temen yang saat ini masih sekolah dan kuliah, gunakan waktu kalian dengan baik. Jika kalian dapat melakukan hal ini kalian akan menemukan sahabat atau teman terbaik, karena sekolah dan kampus adalah wadah terbaik mencari sahabatmu. Nikmati semua momen yang ada bersama sahabatmu dan jangan lupa abadikan setiap momen tersebut, karena suatu saat kamu pasti mengingat dan merindukan momen-momen bersama sahabatmu seperti yang tengah saya alami saat ini. Jalin persaudaraan yang baik dengan sahabatmu, karena kelak dia akan menjadi seperti saudaramu di massa mendatang. Ketika engkau sedang menghadapi masalah besar, sahabatmu akan datang dan memberikan pertolongan. Banyak juga yang beranggapan bahwa Sahabat dapat berbuat lebih dari saudara kita sendiri ketika kita sedang mengalami masalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun