Dua tim klasik Eropa tengah merajut asa meraih trofi di Europa League. Tak ingin tanggung-tanggung, kompetisi ini memang menjadi ajang bagi Ajax Amsterdam dan AS Roma mengembalikan wibawa mereka, plus peluang terbesar meraih trofi usai kalah start di persaingan liga. Namun, lawan mereka cukup sulit malam nanti.
Kamis (24/10/2024) pukul 23.45 malam WIB, Ajax Amsterdam bakal bertamu ke Stadion Tofiq Bahramov, markas Qarabag. Sedangkan Giallorossi AS Roma berkesempatan menjamu Dynamo Kiev di Oliimpico. Kedua laga ini merupakan rangkaian matchday ketiga Europa League, yang musim ini sama seperti Champions League mempunyai format baru.
Qarabag asuhan Gurban Gurbanov masih nir poin sejauh ini setelah ditaklukkan Tottenham Hotspur 0-3 dan tunduk 1-2 dari Malmo di kandangnya sendiri. Hasil tersebut berkebalikan dengan performa super mereka di Liga Azerbaijan, yang masih memimpin klasemen lewat delapan kemenangan dari 9 laga.
Sang tamu, tim legendaris Ajax Amsterdam asuhan pelatih muda Francesco Farioli, sudah mampu kumpulkan 4 poin berkat menang 4-0 atas Besiktas dan draw 1-1 melawan Slavia Praha. Memiliki dua pemain berpengalaman dalam sosok Jordan Henderson dan Wout Weghorst, diharapkan bisa menularkan mental tanding Eropa di skuad muda Amsterdammers ini.
Di ibu kota Italia, AS Roma tentu masih belum lupa hujatan yang diterima kalah mereka tunduk 0-1 di kandang klub kecil Elfsborg tiga minggu lalu. Harus menunjukkan wibawa bahwa mereka juga ingin juara di kompetisi ini, anak asuh Ivan Juric harus ngegas sejak awal untuk menghalangi Dynamo Kiev menemukan ritme bermainnya.
Qarabag vs Ajax, Momen Tepat Membentuk Senyawa Tim
Laga tandang di Azerbaijan malam nanti, adalah momen yang sangat tepat bagi Ajax untuk bisa membentuk senyawa jangka panjang di dalam tim. Pemain senior, Jordan Henderson, Weghorst, Bertrand Traore, dan Daniele Rugani bisa dimainkan untuk menambah keyakinan kepada calon bintang Josip Sutalo, Jorrel Hato, Kenneth Taylor, serta Mika Godts.
Terutama juga, guna memberikan kepercayaan diri kepada pelatih muda 35 tahun, Francesco Farioli, untuk menambah jam terbang Eropanya. Dikontrak untuk proyek jangka panjang, tentu Farioli bisa lega sebab kariernya tidak langsung dinilai dengan mengikuti Champions League.
Sama seperti Xabi Alonso yang butuh waktu membentuk ulang Bayer Leverkusen, setahun di Europa League harus dimanfaatkan pria Italia itu untuk melangkah sejauh mungkin.Â
Menilik performa Ajax di liga, sebenarnya bisa dikatakan cukup lumayan. Tertinggal 11 poin dari PSV Eindhoven yang masih sempurna dengan 9 kemenangan, Ajax masih punya dua partai tunda untuk memperkecil defisit.Â