Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST. Tulisan lain bisa dibaca di https://gregsatria31.blogspot.com/

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Girondins Bordeaux, Malang Nian Nasibmu Kini

26 Juli 2024   23:14 Diperbarui: 26 Juli 2024   23:31 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak sempat menjamani kejayaan Eric Cantona, Bixente Lizarazu ataupun Zinedine Zidane kala memulai karier di Liga Prancis, saya punya kenangan atas dua nama, Sylvain Wiltord dan Yoann Gourcuff.

Sylvain Wiltord yang merupakan lulusan akademi Rennes, gagal dalam perantauannya bersama Deportivo La Coruna. Bordeaux lantas menyelamatkan kariernya lewat transfer pada tahun 1997 hingga menjadi mesin gol andalan hingga berujung gelar Ligue 1 1998/1999. 

Selanjutnya, kita tahu sendiri bahwa Sylvain Wiltord direkrut Arsenal pada tahun 2000 dan menjadi elemen sukses Arsene Wenger dengan invincible-nya. 

Cerita "kelahiran kembali" juga dialami lulusan akademi Rennes lain, Yoann Gourcuff, yang sempat disangka akan menjadi penerus Ricardo Kaka di AC Milan usai Rossoneri memboyongnya tahun 2006. 

Namun ia kesulitan beradaptasi dengan punggawa super mewah skuad besutan Carlo Ancelotti dan tergusur menjadi pemain pinjaman ke Bordeaux.

Ternyata kembali ke Prancis menjadi bukti bahwa AC Milan hanya kurang cocok dengan bakatnya. Di musim 2008/2009, ia menjadi playmaker andalan untuk mengangkat trofi Ligue 1 terakhir milik Les Girondins. Kala itu ia dilatih oleh bek legend Prancis, Laurent Blanc.

Semoga Mengikuti Nasib Glasgow Rangers

Mengenang cerita pemain-pemain besar di atas, rasanya sangat memungkinkan Zinedine Zidane dkk menjadi invisible-hand yang bisa menolong Bordeaux dari masa kesulitan mendatang.

Dalam kasus Bordeaux yang terlilit hutang 40 juta Euro musim lalu, sebenarnya grup pemilik Liverpool, Fenyway Sports Group (FSG) sempat mengutarakan minatnya untuk mengakuisisi klub. Namun deal urung terjadi, dan akhirnya Bordeaux terjerembab kepada jurang kebangkrutan.

Solusinya, tentu Gerard Lopez sebagai pemilik sekarang yang dituding banyak pihak tak becus mengelola klub harus merelakan kepemilikannya. Dengan harga pasar yang pasti akan menurun drastis, mau tak mau ia harus menurunkan ego untuk menerima pinangan pemodal lainnya. 

Sebenarnya nasib seperti Bordeaux ini dialami oleh banyak klub besar Eropa lainnya. Di Italia ada Parma, Napoli dan Fiorentina yang harus menunggu seorang investor bertangan dingin guna membawa klub kembali ke liga teratas.

Di Inggris ada contoh Leeds United di tahun 2000 an harus merelakan generasi emas Alan Smith dkk dijual untuk menutup pengeluaran besar klub. Meski akhirnya mereka juga terjerembab dalam jurang degradasi dan hukuman atas masalah finansial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun