Suara tertawa Mbak Kunti menggema di setiap sisi bilik pertama. Di bilik-bilik selanjutnya, ada pemeran dokter tanpa kepala, suster gepeng, perawat vampir maupun sang bintang utama "suster ngesot" bergantian menakuti kami.
Selain istri saya, ada satu teman perempuan kami yang ada dalam rombongan. Seperti cewek-cewek pada umumnya, mereka akan melewati berbagai rintangan dengan bergandengan dan berpelukan ketakutan. Sedangkan kami cowok bertiga, kebanyakan tertawa di sepanjang jalan.
Akhirnya kami keluar dari bilik terakhir, dengan histeris yang terdengar dari kedua teman cowok saya yang berada di belakang.
Ternyata kami dapat bonus! Suster ngesotnya keluar dari bilik dan mengejar hingga keluar pintu! Sontak semua teman saya, termasuk yang sudah jalani kloter pertama lari terbirit-birit.
Saya tentu tidak akan melepaskan kesempatan ini, sambil menunduk saya berbisik ke telinga Mbak Suster Ngesot tersebut, "Sus, yang kaos kuning mau minta suntik." sembari menunjuk ke arah istri saya.Â
Sontak semua pun tertawa karena istri saya histeris di"ganggu" oleh Sang Suster Ngesot.
Itulah sekelumit pengalaman saya dalam jalani First Date seru bareng istri saya lebih dari sedekade lalu. Semoga bisa memberi warna pada topik Pilihan Kompasiana mengenai Tempat First Date.
Saya juga merekomendasikan empat hal bagi para pembaca, jika hendak memilih Rumah Hantu sebagai tempat untuk nge-date :
1. Pastikan kesehatan jantung anda dan pasangan tidak bermasalah
Tentu malah menjadi musibah, jika ternyata nge-date di Rumah Hantu menghasilkan masalah kesehatan bagi kita. Sebelum pintu masuk, biasanya sudah ditulis apa saja peraturan dan syarat-syarat yang harus dilakukan selama berada di dalam Rumah Hantu. Meskipun demikian, resiko tetap ditanggung sendiri ya!
2. Pastikan kita tidak takut terhadap hantunya