Empat laga tersebut menunjukkan dominasi Roberto De Zerbi atas Jurgen Klopp. Itulah salah satu faktor mengapa allenatore asal Italia layak dijadikan kandidat kuat pengganti Klopp selain Ruben Amorim (Sporting CP).
Jurgen Klopp masih terkendala dengan cedera sejumlah pilar utama tim. Diantaranya adalah Alisson, Trent Alexander-Arnold, Diogo Jota, plus yang terbaru Andrew Robertson alami masalah pergelangan kaki ketika memperkuat Skotlandia di laga internasional.
Dengan formasi 4-3-3, Caoimhin Kelleher menjaga gawang dibantu oleh kuartet Conor Brwdley, Jarell Quansah, Virgil van Dijk dan Joe Gomez.
Trio utama lini tengah Wataru Endo, Dominik Szoboszlai dan Alexis Mac Allister bisa dimainkan semua untuk mendukung Luis Diaz, Darwin Nunez dan Mohamed Salah di lini depan.
Sementra di kubu tim tamu, De Zerbi menggunakan formasi 4-2-3-1 dengan Tariq Lamptey dan Simon Adingra menjadi poros serangan di sisi sayap bersama striker tunggal Danny Welbeck.
Liverpool langsung dikejutkan dengan gol cepat Brighton di menit ke 2'. Permainan cepat Pelvis Estupinan dan Simon Adingra di sisi kiri berhasil membebaskan Danny Welbeck untuk menembak bola dengan keras ke gawang Kelleher.
Karena berada di dalam kotak penalti, eks Manchester United dan Arsenal itu bisa mengarahkan dengan mudah ke pojok kiri gawang The Reds. Jurgen Klopp pun hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala dengan permainan cepat Brighton ini.
Hingga menit ke 10', Brighton sejatinya berhasil membuat Liverpool tertekan. Sampai akhirnya mereka kurang disiplin dalam memainkan bola dan megendor hingga sisa laga.
Ide permainan dari De Zerbi bersama Brighton di awal ialah keberanian memainkan umpan cepat untuk membuka ruang. Strategi tersebut berhasil membuat van Dijk kelabakan karena ia tidak  punya kesempatan berduel merebut bola, dimana itu menjadi kelebihannya.
Namun sejak menit ke 10' ini para pemain Brighton malah lebih berani melakukan duel langsung satu lawan satu, alih-alih tetap berpendirian pada umpan pendek. Jelas pemain Liverpool yang unggul skill individu bisa dengan mudah merebut bola melalui gegenpressing-nya.
Virgil van Dijk pun terlihat menaikkan garis pertahanannya untuk semakin mengurung pemain tengah Brighton. Bola pun cepat lepas dari kaki pemain The Seagulls.