Duel dua tim patah hati akan tersaji di Stadion Manahan Solo, saat Argentina U17 akan menghadapi Mali U17 di perebutan juara ketiga Piala Dunia U17 2023 Indonesia. Laga akan kick off Jumat (1/12) pukul 19:00 WIB.
Preview Argentina U17 vs Mali U17
Skuad Argentina terlihat sudah melupakan kekalahan menyakitkan lewat adu penalti saat semifinal menghadapi Jerman, Selasa (28/11) lalu. Diego Placente akan kembali memotivasi anak asuhnya untuk fokus lagi di laga terakhir mereka di turnamen ini. Memang perebutan tempat ketiga banyak dikritik berbagai pihak sebagai pertandingan yang tidak diperlukan, namun bagi pemuda-pemuda ini, kalung medali perunggu akan selalu jadi kenangan indah dalam hidupnya kelak.Â
Berkaca kembali ke laga melawan Jerman, Argentina sebenarnya bisa menguasai laga dengan penguasaan bola hingga 67% dan dengan tembakan ke gawang sebanyak 7 kali. Hal positif yang bisa diambil adalah dua pemain mereka semakin dekat dengan gelar topskor turnamen. Claudio Echeverri sudah mengoleksi 5 gol, sementara Agustin Ruberto memimpin dengan 8 gol dalam 6 laga yang dijalani. Pesaing mereka yang terdekat adalah Paris Brunner, Max Moerstedt dan Ibrahim Diarra dengan 4 golnya. Ruberto tentu ingin patahkan rekor 10 gol Victor Osimhen di Piala Dunia U17 tahun 2015.
Sementara ada banyak hal yang perlu dikritisi dari laga semifinal kontra Jerman tersebut. Pertama adalah pengambilan keputusan dari Placente yang mengganti dua pemain andalannya sekaligus di menit ke 60". Mereka adalah Subiabre di posisi winger dan Acuna di pos gelandang bertahan, dilakukan saat mereka masih unggul 2-1.Â
Skuad langsung goyah dan kiper Florentin membuat kesalahan hingga akhirnya Paris Brunner dapat samakan kedudukan. Hal yang paling penting diperhatikan adalah kesalahan mendasar yang masih dilakukan pemain Argentina. Tendangan lemah kiper mampu buat Jerman samakan kedudukan, plus gol ketiga dari Max Moerstedt menunjukkan lemahnya koordinasi dua centerback dalam antisipasi bola lambung. Apapun itu, laga di depan sudah merupakan lembaran baru yang harus dibuka.
"Saya sangat senang, mereka dalam semangat yang baik, sekarang dengan latihan yang sedikit lebih santai," ujar Placente kala pimpin latihan skuadnya di Lapangan Banyu Anyar, Solo. Ia menambahkan "Mereka masih memiliki energi untuk pertandingan besok, yang penting untuk menang dan finis ketiga,". Tidak ada pemain yang berhalangan di laga ini, meski tampaknya penjaga gawang Florentin bisa saja dirotasi dengan Adriel Villalba yang kawal gawang Tim Tango saat adu penalti kemarin.
Beralih ke kubu Mali, pelatih Soumaila Coulibaly juga mengatakan bahwa timnya sudah move on dari laga semifinal kontra Prancis. "Tentu saja semangat kami adalah untuk final. Tetapi Tuhan sudah memutuskan dan kami tetap senang bisa bermain di perebutan peringkat ketiga. Apalagi lawan yang dihadapi adalah salah satu tim besar dunia lainnya, Argentina. Pemain kami tentu akan sangat termotivasi," Hanya saja ia dibuat khawatir dengan kondisi kapten Ibrahim Diarra yang Selasa lalu diganti sambil memegang bahu kirinya.
Laga melawan Prancis menunjukkan performa antiklimaks wakil Afrika, karena mereka praktis kesulitan menembus pertahanan Tim Ayam Jantan. Gol Diarra adalah buah dari kesalahan Paul Argney dalam meninju bola yang pas terarah kepadanya. Mamadou Doumbia perlu diturunkan langsung di laga ini, karena terbukti semenjak ia bermain, serangan Mali tampak lebih berbahaya meski dengan 10 pemain. Emosi dan juga tackling keras harus dihindari Mali jika ingin mengimbangi kolektivitas Argentina tanpa kekurangan pemain di lapangan.
Jual beli serangan akan terjadi, mengingat keduanya pasti nothing to lose di laga ini. Claudio Echeverri akan mainkan peran krusial di dalam membangun serangan, sementara Ibrahim Kanate dan Mahamoud Barry akan coba eksploitasi kelengahan bek Argentina. Jika Diarra dalam kondisi fit, maka peluang Mali untuk melawan akan cukup besar. Tetapi jika ia absen, maka sisi kiri Argentina akan diuntungkan dan Juan Manuel Villalba akan memanfaatkan absennya Sanogo yang terkena kartu merah saat lawan Prancis.