Wujud Asli Bangsa Indonesia
Waktu berjalan cepat, dan kami, para Kanisian (sebutan untuk siswa Kolese Kanisius), harus kembali ke realitas kehidupan kota. Akan tetapi, kami pulang membawa gambaran sebuah negara demokrasi yang menjadi impian banyak orang.Â
Toleransi yang kami saksikan di Al-Mizan adalah bukti nyata rasa cinta terhadap sesama manusia. Meskipun terpisah oleh perbedaan, ada sesuatu yang menyatukan kami. Kami belajar bersama bahwa memanusiakan manusia adalah inti dari kehidupan.
Ekskursi Kolese Kanisius 2024 di Al-Mizan Jatiwangi menjadi refleksi nyata tentang bangsa Indonesia yang demokratis. Kami merasakan langsung kehidupan para santri: bangun pukul 4 pagi untuk mengaji, sekolah bersama, hingga berbagi canda tawa.Â
Beberapa dari kami bahkan merasa kesulitan mengikuti rutinitas mereka. Namun, pengalaman ini memberikan kami perspektif yang berbeda. Jika ada satu kata yang dapat menggambarkan semua itu, kata tersebut adalah keindahan. Apa yang kami alami di Al-Mizan adalah definisi nyata dari persatuan.
Pengalaman ini membuka mata kami bahwa keberagaman adalah bagian integral dari eksistensi manusia. Keberagaman membentuk identitas setiap individu, dan tanpa keberagaman, apa arti dari persatuan? Di Al-Mizan, kami menyadari bahwa yang menyatukan kami bukanlah persamaan dalam sekolah, ras, suku, atau agama. Justru perbedaanlah yang menjadi penghubung. Mulai dari rutinitas hingga keyakinan, semua menjadi dasar bagi persaudaraan.
Pelajaran Cinta Kasih
Seperti ungkapan "banyak jalan menuju Roma," kami menjadi sadar bahwa keyakinan bukanlah alat pemisah, melainkan jalan menuju tujuan yang sama: Tuhan. Para Kanisian yang mayoritas beragama Kristen dan para santri yang beragama Islam memiliki perbedaan dalam berdoa, melaksanakan ibadah, hingga tradisi keagamaan. Namun, satu hal yang pasti, kami diajarkan untuk mengasihi sesama manusia.
Tiga hari berlalu dengan cepat, dan rasanya terlalu singkat untuk berpisah dari Al-Mizan. Gedung besar dengan atmosfer hangat, dipenuhi canda tawa, akan selalu membekas di hati kami. Tak akan terlupakan warna hijau muda yang menyambut kami saat pertama kali memasuki gerbang pesantren di Jatiwangi.
Kami merasa bersyukur atas pengalaman ini dan sadar akan pentingnya mencintai sesama. Al-Mizan adalah gambaran nyata Indonesia, sebuah negara yang dibangun atas dasar cinta kasih dan kebersamaan. Pertemuan berkualitas antara para Kanisian dan santri menjadi bukti bahwa perbedaan bukanlah pemisah, melainkan identitas yang diberikan Tuhan untuk menyatukan kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H