Michael Jordan adalah nama yang melampaui sekadar olahraga basket. Jordan lahir di Brooklyn dan dibesarkan di North Carolina, Jordan tumbuh dengan keluarga yang sangat menyukai basket, dari situ semangat Jordan yang tak terbendung mulai terbentuk sehingga akhirnya membawanya bergabung dengan Chicago Bulls di NBA.
 Ketika dia melangkah ke lapangan, penonton tahu bahwa mereka tidak hanya melihat sebuah permainan basket biasa, melainkan sebuah karya seni. Bahkan di era zaman sekarang, pemain generasi selanjutnya seperti Kobe Bryant dan LeBron James kerap menyebutnya sebagai inspirasi dan panutan.
Jika dibandingkan dengan pemain-pemain besar lainnya, Jordan unggul dalam berbagai aspek permainan. Rata-rata 30.1 poin per game dalam kariernya adalah pencapaian yang belum pernah diungguli pemain lainnya, bahkan Wilt Chamberlain yang dikenal sebagai scoring monster. Di balik angka-angka tersebut, Jordan memiliki kemampuan yang menyeluruh.Â
Dari serangan hingga pertahanan yang hampir tidak bisa ditembus, kemampuan Jordan jarang dimiliki oleh pemain lain. Meskipun para pemain modern memiliki akses ke pelatihan dan teknologi canggih, hal-hal yang dilakukan Jordan di NBA tetap tak tertandingi, sebuah tanda bahwa kehebatan Jordan adalah perpaduan antara bakat alami dan kerja keras yang melampaui zaman.
Seringkali Jordan melakukan jump shot pada detik-detik terakhir pertandingan. Dengan tenang, ia menghindari penjagaan ketat lawan, melompat, dan bola melayang sempurna ke arah ring. Ribuan pasang mata di stadion terpesona, menunggu hasilnya. Dan ketika bola itu masuk, para penonton bersorak histeris.Â
Inilah momen-momen yang membuat Jordan begitu dicintai oleh penggemarnya. Setiap gerakannya di lapangan terlihat seperti tarian, penuh keindahan dan ketepatan. Jordan bukan hanya bermain basket, melainkan dia memperlihatkan seni dalam basket. Jordan memperkenalkan kata "indah" dalam permainan basket, di mana setiap gerakan yang Ia lakukan seperti air mengalir yang tidak memiliki cacat apapun.
Tidak hanya sekali atau dua kali Jordan menunjukkan dominasinya. Di NBA Finals 1991, misalnya, Jordan memimpin Chicago Bulls dengan rata-rata 31 poin, 11,4 assist, dan 6,6 rebound per pertandingan. Selain itu, ia sukses meraih lima gelar MVP liga, sepuluh kali menjadi top scorer, dan membawa timnya menjuarai NBA enam kali.
 Dalam hal pertahanan, ia menjadi pemain terbaik defensif tahun 1988 dan bergabung dalam NBA All-Defensive Team sembilan kali. Rekor ini adalah bukti nyata bahwa Jordan adalah pemain yang serba bisa dan konsisten di segala aspek permainan.
Bagi banyak penggemar basket ataupun masyarakat biasa, Jordan tidak hanya sekadar pemain basket, melainkan ia adalah wajah dari basket itu sendiri. Tanpa kehadiran Jordan, NBA mungkin tidak akan sepopuler sekarang. Meski saat ini kita melihat pemain-pemain luar biasa seperti Stephen Curry dan Kevin Durant, Jordan tetap memiliki tempat khusus dalam sejarah olahraga ini.Â
Pendekatan Jordan terhadap permainan, sikap kompetitifnya, dan keinginannya untuk selalu menang adalah hal-hal yang menginspirasi generasi pemain hingga saat ini. Tak berlebihan jika Jordan disebut sebagai ikon yang membawa basket dari olahraga ke panggung kultur dunia.
Jika basket adalah panggung teater, maka Michael Jordan adalah aktor utamanya. Setiap pertandingan seakan menjadi pertunjukan yang menegangkan, dengan Jordan sebagai pemain utama. Ia memiliki kemampuan untuk menyusun strategi layaknya sutradara, tetapi sekaligus menjadi bintang yang menampilkan permainan yang tak sensasional.Â