Dalam dunia industri kreatif, tak jarang sebuah studio akan mendapat klien yang memberikan proyek besar.
Terkadang, proyek tersebut sendiri memiliki kapasitas yang melebihi sumber daya dari studio tersebut. Para pemilik studio yang menerima proyek tersebut tentu memerlukan cara memutar otak agar proyek tersebut dapat terlaksana maksimal.
Pada kondisi di atas, seringkali kolaborasi merupakan faktor kunci keberhasilan proyek yang amat vital. Bagi pemilik studio yang mendapat proyek besar tersebut, sering kali amatlah penting untuk mendatangkan studio lain dalam rangka menangani tugas-tugas tertentu atau melengkapi tenaga kerja mereka sendiri.
Kolaborasi ini selayaknya merupakan sebuah konsorsium bisnis yang berusaha memastikan proyek dapat berjalan hingga tuntas dengan studio yang mendapat proyek langsung sebagai kontraktor utamanya.
Dalam kondisi tersebut, manajemen vendor menjadi sesuatu yang amat krusial. Manajemen vendor secara definisi adalah proses pengawasan dan koordinasi penyedia layanan dari eksternal perusahaan kita untuk memastikan mereka memberikan pekerjaan berkualitas yang tepat waktu dan sesuai anggaran.Â
Dalam industri kreatif sendiri, vendor dapat mencakup pekerja lepas (freelance) secara pribadi dalam bidang desain, ilustrasi, animasi, dan bahkan seluruh studio.Â
Mengapa pengelolaan vendor merupakan sesuatu yang amat penting? Secara mendasar, manajemen vendor merupakan hal yang penting untuk pengendalian mutu perusahaan.
Adanya manajemen ini dapat membantu perusahaan dengan mudah menetapkan standar, pemantauan kinerja vendor rekanan, dan mendorong kolaborasi antara perusahaan dan pemasok (Lamond, 2024).
Dengan mengelola vendor dengan baik dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kualitas, mengurangi cacat produksi, membuat pelanggan lebih senang, dan memperoleh keunggulan kompetitif.