Saat saya memutuskan untuk mencari tempat penelitian bagi tesis saya di awal tahun ini, hal pertama yang terngiang di kepala saya adalah saya teringat bahwa beberapa waktu lalu saya pernah mengikuti suatu acara pameran UKM di Grand City Surabaya. Salah satu stand yang cukup menarik bagi mata saya adalah hadirnya sebuah stand busana fashion yang memiliki produk berupa ecoprint.Â
Produk-produk ecoprint tersebut saya lihat begitu unik dan lain dari yang lain. Saya pun berdiskusi dengan sang pemilik bernama bu Yayuk Eko Agustin selaku pemilik stand tersebut yang diketahui memiliki nama brand Namira Ecoprint. Saya pun tertarik dan mencari longgar untuk mencoba mengunjungi dan bahkan memohon izin meriset langsung usaha beliau. Rupanya setelah saya telusuri, tempat usaha beliau sendiri sangat dekat dengan kantor saya di daerah Rungkut, Surabaya.
Begitu saya datang di tempat yang bernama "Rumah Butik Namira" itu, semerbak bau wangi herbal begitu terasa di tempat itu. Saya pun disambut oleh seorang bapak tua yang begitu ramah. Beliau rupanya adalah bapak Didik Edy Susilo, suami dari bu Yayuk Eko Agustin sekaligus sang desainer dibalik produk Namira.Â
Sambil membuat sebuah pesanan di atas meja besar dengan dibantu oleh beberapa pegawai yang adalah anak-anak muda didikannya, beliau menceritakan bahwa semua karya yang dibuat Namira adalah hasil dari banyak eksperimen dan kegagalan yang telah beliau sempurnakan dalam hasilnya yang sekarang. Setiap hasil karya ecoprint diketahui memiliki keunikan dan motifnya tidak akan pernah persis sama karena menurut bapak Didik, setiap daun memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri yang tidak bisa dipaksakan untuk keluar warna sesuai kehendak kita.
Motif dari Namira sendiri menurut bapak Didik memiliki ciri khas yang secara paten ia buat hingga membentuk seperti motif lukisan dimana terdapat komposisi pola hingga bentukan daun yang khas bukan hanya sekedar ditempel tetapi hingga dibentuk seperti motif kotak catur, lingkaran, maupun motif-motif abstrak lainnya. Selain itu, warna dari kain cetakan yang dihasilkan juga mampu diatur hingga memiliki banyak warna berbeda. Hal-hal semacam ini membuat produk Namira menjadi suatu barang yang ikonik ketimbang produk ecoprint lainnya.
Ibu Yayuk menceritakan bahwa beliau sendiri belajar ecoprint dari orang Perancis dan beberapa pelaku lainnya. Beliau kemudian mengembangkan sendiri usaha tersebut dalam rangka Lomba Smart City yang diadakan pemerintah kota Surabaya di tahun 2019 hingga kini. Seluruh prosesnya dikembangkan untuk benar-benar ramah lingkungan dan produksinya tak lepas dari peran bapak Didik sendiri dimana selain sebagai desainer sehingga Namira memiliki motif yang unik dan lain dari yang lain, juga berperan dalam sirkulasi produknya selaku ketua RW setempat yang mampu mengkoordinir bahan sisa daun produksinya untuk dibuat sebagai kompos. Sirkulasi ini menjadikannya sebuah produk yang bertanggung jawab dari hulu hingga hilir serta patut menyandang predikat sebagai sebuah produk ramah lingkungan. Bahkan seluruh proses ini membuat Namira akhirnya memiliki posisi pemain yang cukup strategis dalam dunia ecoprint di Indonesia dan tak heran menjadi salah satu UKM yang layak dipromosikan menurut BNSP.
Usaha ini diketahui pula telah beberapa kali memasarkan produknya hingga internasional melalui diaspora dan saat ini tengah mengembangkan beragam jalur promosi untuk pengenalan produknya sekaligus mengkampanyekan bahwa hasil alam Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai sebuah produk artistik yang berkelas. Komitmen ini terlihat dari bagaimana Namira mempraktekkan edukasi dimana ia mengajak setiap orang yang tertarik dengan produknya untuk melihat langsung proses produksinya maupun hadir dalam banyak event, pameran, maupun pelatihan.Â
Keuletan pasangan ini disambut dengan diraihnya berbagai penghargaan telah diperoleh Namira baik oleh perusahaan swasta maupun BUMN dan produknya telah menjadi langganan para pejabat pemerintahan. Bahkan usaha Namira sendiri diketahui memperoleh milestone penting dimana produknya digunakan dan dibeli oleh Presiden Jokowi dalam Pameran Inacraft 2024 di bulan Februari - Maret 2024 lalu di Jakarta Convention Center.Â