Itulah ranah pekerjaan dari pemodel karakter (character modeler). Mereka dengan cermat dapat membuat model tiga dimensi dari segala sumbu koordinat, memastikan setiap poligon dan kurva dapat mencerminkan kepribadian dan tujuan karakter.Â
Keahlian mereka untuk membuat karakter akan menentukan bagaimana nanti cahaya maupun warna-warna ambiens dapat berinteraksi dengan model, sehingga pada akhirnya memengaruhi gaya visual secara keseluruhan dari sebuah film animasi.
2. Artis Tekstur: Sang Pelukis dengan Piksel
Setelah bentuk fisik boneka digital ada, sekarang bayangkan terdapat proses untuk menghidupkan model tersebut dengan warna, tekstur, dan detail.Â
Di sinilah peran artis tekstur (Texture Artist). Para pelukis digital ini menerapkan tekstur yang dapat meniru kulit, bulu, pakaian, logam, dan segala sesuatu yang dapat kita lihat maupun maupun kita raba.
Cita rasa seni mereka pada akhirnya memberikan kehidupan ke dalam sebuah model yang sebelumnya tanpa warna atau tekstur detail, dan mengubah mereka dari suatu bentuk konstruksi tak bernyawa menjadi sebuah kreasi yang dapat memukau mata karena keindahannya.
3. Artis Pencahayaan: Sang Penata Panggung
Sama seperti di sebuah teater, pencahayaan akan menentukan mood dan drama dalam animasi. Peran artis atau seniman pencahayaan (lighting artists) dapat secara strategis menempatkan lampu virtual, mengendalikan bayangan, mengatur sorotan, dan memberi suasana keseluruhan.Â
Karya dari tangan "seniman cahaya" ini akan dapat membangkitkan kegembiraan, ketegangan, atau nuansa misterius, yang secara halus mampu menggetarkan emosi dari para penonton animasi tersebut.Â
Nuansa malam gelap, siang yang benderang, pencahayaan dalam suasana ditengah-tengah lava gunung berapi, hingga birunya laut dalam tak lepas dari peran artisan sang seniman ini.