Ketika istilah "branding" dilontarkan, umumnya seseorang akan menangkap istilah tersebut dan langsung terbayang di dalam benaknya dalam rupa berbagai merek terkenal seperti McD, KFC, Starbucks, BMW, Apple dan lain sebagainya. Apa yang terbayang adalah bentukan merek dagang yang terlihat dalam rupa logo-logo perusahaan terkenal.
Hal tersebut tidaklah sepenuhnya salah, karena memang pengaplikasian ilmu branding salah satunya diwujudkan dengan adanya sebuah logo yang bertujuan untuk menanamkan benak tentang identitas suatu produk atau layanan pada calon konsumen.Â
Meskipun begitu, bagi orang yang mengenal sedikit banyak tentang ilmu branding, tentunya akan segera muncul pembelaan bahwa "brand lebih dari sekedar logo".
Brand pada hakikatnya memang lebih dari sekedar sebuah logo, merek dagang atau slogan. Bilamana merek  sendiri dapat dikatakan sebagai sebuah nama atau cap simbolik yang spesifik atas suatu entitas produk atau jasa, maka brand sendiri adalah keseluruhan persepsi dan pengalaman yang dimiliki konsumen terhadap suatu perusahaan, produk, atau jasa.
Oleh karenanya, brand mencakup berbagai elemen, termasuk nama perusahaan, logo, slogan, identitas visual, pesan, layanan pelanggan, dan bahkan reputasi secara keseluruhan.
Sebuah brand yang menjadi dasar kajian ilmu branding adalah suatu produk, layanan, atau konsep yang secara publik bertujuan membedakan diri dari produk, layanan, atau konsep lainnya sehingga dapat dengan mudah dikomunikasikan dan biasanya dipasarkan.
Oleh karenanya secara definitif, branding adalah sebentuk narasi keilmuan yang disusun dengan cermat, menjadi jembatan antara perusahaan dan audiensnya, yang dibangun di atas landasan berbagai disiplin ilmu.Â
Salah satu hal yang bisa menjadi pertanyaan menarik: "sebenarnya branding itu masuk dalam rumpun ilmu apa? Desain kah? Marketing kah? atau mungkin bisnis?
Secara mendasar, ilmu "Branding" tidak bisa dikatakan terkait satu disiplin ilmu saja, namun mengacu pada wawasan dan praktik dari berbagai rumpun keilmuan. Ilmu Desain Komunikasi Visual, Manajemen Bisnis, Marketing, dan bahkan Psikologi masing-masing berkontribusi penting dalam pembentukan ilmu ini, menciptakan kekuatan dahsyat yang membentuk persepsi, mendorong loyalitas, dan mendorong kesuksesan bisnis. Masing-masing memiliki peran dan akhirnya menciptakan "simfoni" keilmuan dan pengaplikasiannya yang indah dalam perusahaan.