Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Konsultan - Brand Agency Owner

Seorang pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Lulusan S2 Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP industri kreatif untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sertifikasi Profesional sebagai "Bargaining Power" dalam CV

2 Februari 2024   06:00 Diperbarui: 2 Februari 2024   06:15 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi proses rekrutmen. Sumber: ads-ins.com

Salah satu hal yang bisa sangat menegangkan bagi mereka yang baru saja lulus kuliah sarjana adalah bagaimana ketika melamar pekerjaan akan langsung berhadapan dengan sesama banyak pelamar pekerjaan. Dalam sesi interview, bisa berjajar banyak sekali lawan pelamar yang bahkan telah memiliki beberapa pengalaman kerja mengantre untuk dapat diwawancarai. Sebagai fresh graduate,  tentunya dapat dipahami bila dalam kondisi tersebut membuat bertanya-tanya apakah lamaran beserta data-data yang kita sajikan bakal dilirik oleh perekrut kerja.

Dalam pasar kerja yang kompetitif saat ini, untuk dapat menonjol dari yang lain sangatlah penting. Meskipun pengalaman dan pendidikan dimana kita bersekolah merupakan faktor penting, ada satu faktor lain yang bisa sangat berpengaruh dalam pertimbangan rekrutmen karyawan. Hal itu adalah sertifikasi profesional. Sertifikasi profesional adalah sesuatu yang dapat menambah lapisan kredibilitas dan nilai pada curriculum vitae (CV) kita, sehingga berpotensi meningkatkan daya tawar yang kita miliki selama proses lamaran.

Ilustrasi tentang proses rekrutmen. Sumber: ads-ins.com
Ilustrasi tentang proses rekrutmen. Sumber: ads-ins.com

Bagaimanapun, di era perubahan yang semakin cepat ini, pasar kerja akan terus berkembang dengan teknologi dan pilihan-pilihan keahlian baru yang bermunculan dengan kecepatan yang terus meningkat. Pengusaha tentunya akan mencari kandidat yang dapat mulai bekerja dan memberikan kontribusi yang berarti sejak hari pertama ia diterima. Dengan adanya sertifikasi yang relevan, ini akan menunjukkan komitmen kita untuk terus belajar dan menjadi yang terdepan di bidang kita. 

Adanya sertifikasi profesional tentunya akan memvalidasi keahlian kita di bidang tertentu. Sertifikasi ini memiliki "bargaining power" atau daya tawar karena mampu memberikan verifikasi secara independen atas pengetahuan dan keterampilan kita, menunjukkan dedikasi kita terhadap pengembangan profesionalitas kita dan penguasaan atas domain pekerjaan tertentu. Hal ini dapat sangat menguntungkan bagi individu yang memasuki bidang baru atau mencari kemajuan karir dalam pekerjaan.

Ilustrasi wawancara dalam rekrutmen. Sumber: manatal.com
Ilustrasi wawancara dalam rekrutmen. Sumber: manatal.com

Lantas adakah trik khusus untuk memasukkan sertifikasi profesional dalam CV? Tentunya saat memasukkan sertifikasi ke dalam CV kita, merupakan hal yang penting untuk kita melakukannya secara strategis. Kita dapat mencantumkankannya di bagian khusus tersendiri, idealnya bagian sertifikasi ini ada setelah pada bagian pendidikan dan pengalaman kita. Adalah lebih baik apabila kita dapat mencantumkan organisasi penerbit, nama sertifikasi, tanggal memperolehnya, dan detail atau spesialisasi apa pun yang relevan. Tentunya saat menyusun CV kita dengan pekerjaan spesifik yang kita lamar, kita perlu menekankan sertifikasi yang selaras dengan keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan.

Lalu apabila kita statusnya belum pernah bekerja atau fresh graduate, apakah ada sertifikasi yang bisa kita tempuh? Beberapa kampus terkadang membuka kesempatan bahwa ia bekerjasama dengan suatu lembaga sertifikasi. Justru seringkali saat bersifat mahasiswa aktif, amat disarankan seseorang perlu mengejar sertifikasi ini. Setidaknya sertifikasi ini membuktikan bahwa mahasiswa bukan hanya memiliki hard-skill tetapi bukti ia memiliki soft-skill.

Pada akhirnya, tidak semua sertifikasi diciptakan sama. Dalam hal ini, kita perlu memilih sertifikasi bereputasi baik yang diakui dan dihargai oleh perusahaan di industri kita. Kita perlu meneliti secara menyeluruh untuk memastikan sertifikasi selaras dengan tujuan karier kita dan persyaratan pekerjaan yang spesifik. Kita dapat mempertimbangkan faktor-faktor seperti standar industri, pengakuan pemberi kerja, dan tingkat kesulitan pekerjaan sebelum menginvestasikan waktu dan sumber daya kita. Mendapatkan sertifikasi profesional dapat menjadi investasi strategis dalam karier kita. Dengan menunjukkan keahlian kita melalui bukti sertifikasi dalam CV, maka ini dapat memperlihatkan komitmen terhadap pembelajaran berkelanjutan, dan penyelarasan dengan standar industri, dan berpotensi memberi kita keunggulan kompetitif di pasar kerja. 

Ilustrasi proses rekrutmen. Sumber: ads-ins.com
Ilustrasi proses rekrutmen. Sumber: ads-ins.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun