Seorang pemimpin perang sangat mungkin untuk menyalahkan musuhnya yang terlalu kuat dalam kondisi kehilangan semangat atau kemudian mencari momen untuk berpesta untuk menenangkan kekesalan para prajuritnya setelah kalah berperang. Tetapi musuhnya yang cerdik tentunya akan tahu bahwa itu justru momen gemilang untuk menghabisinya dalam penyergapan. Â Pada saat ini sebuah kondisi mawas diri amat sangat diperlukan, dan itu dicapai tanpa ada penghakiman berlebih baik ke dalam diri maupun ke luar. Prinsip klasik menyatakan bahwa setiap tindakan yang berlebih adalah sebuah tindakan yang tidak sehat dan ini berlaku pula bahkan ke dalam momen kegagalan tanpa terkecuali.
Kita perlu menyadari, dalam beberapa kasus, kita mungkin malah memiliki sisa energi berlebih yang tidak tersalurkan sebelumnya dan baru terbuka dalam momen kegagalan ini. Energi ini seringkali mendorong keputusan kita yang saat itu mungkin sedang tidak jernih. Â Dalam hal ini, kita perlu menyalurkan energi kita ini ke dalam aktivitas produktif nyata seperti olahraga, kegiatan kreatif, atau menjadi sukarelawan. Ini dapat meningkatkan suasana hati kita, membangun ketahanan, dan memberikan rasa pencapaian dalam kegagalan tanpa harus mengeluarkan energi dalam bentuk menyalahkan atau malahan memendam energi tersebut. Kegiatan-kegiatan seperti ini adalah bentuk selebrasi kecil atas kegagalan yang secara aman tetap memposisikan kita untuk tetap berdamai dengan diri sendiri dan juga orang lain.
3. Pada Akhirnya, Berdamailah dengan Semesta untuk menemukan Peluang dan Motivasi
Menemukan sebuah motivasi maupun tujuan kembali setelah kegagalan besar memang terasa seperti mendaki gunung di tengah badai salju, namun itu bukanlah hal yang mustahil. Seninya terletak pada memelihara percikan kecil harapan dan menyalurkannya ke dalam api tujuan yang berkobar. Daripada melihat kegagalan sebagai akhir segalanya, kita perlu melihat kegagalan sebagai jalan memutar  yang diberikan semesta dalam perjalanan hidup kita. Kita dapat membayangkan adanya jalur baru, gunung berbeda untuk didaki, dan puncak menarik yang belum ditaklukkan. Suatu hal yang tidak dapat dibandingkan dengan gunung pencapaian orang lain yang telah ramai didaki.
Peluang dan motivasi adalah sesuatu yang wajar kita cari dalam sebuah kegagalan. Meskipun begitu kita tidak akan merasakannya selama dalam kegagalan itu masih terdapat bias-bias yang kita bangun sekalipun semesta memberinya berlimpah-limpah. Pada akhirnya, meluangkan waktu untuk menghargai keindahan perjalanan adalah bentuk apresiasi terindah pada semesta dan diri kita. Mempelajari hal-hal baru, mengatasi tantangan, dan menemukan kekuatan batin bisa menjadi pengalaman yang sangat berharga yang tidak akan tergantikan apapun di dunia ini.