Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Konsultan - Brand Agency Owner

Seorang pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Lulusan S2 Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP industri kreatif untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Judul atau Seluruh Proposal Ilmiah Bisa Ditolak di Tengah Jalan?

1 Desember 2023   09:30 Diperbarui: 8 Januari 2024   09:41 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengerjaan proposal penelitian. Sumber: medium.com

Bagi mahasiswa yang berada di tingkat akhir perkuliahan, mengerjakan proposal penelitian ilmiah dalam bentuk skripsi, tesis maupun disertasi adalah momen yang umumnya dirasakan sebagai saat menegangkan, menguras pikiran maupun tenaga, hingga dapat dikatakan menjadi momok menakutkan tersendiri karena penuh ketidakpastian. Salah satu hal yang cukup membuat banyak menjadi beban adalah ketika usulan-usulan judul maupun isi proposal mendapat penolakan.

Merupakan hal yang sangat dilematis  dari sudut pandang mahasiswa ketika sudah sampai merancang dan mengisi seluruh bab setelah judul disetujui dengan mencari sumber-sumber yang menguatkan argumentasi kita mengapa penelitian kita dirasa cukup meyakinkan, tiba-tiba kita mendapat permintaan dari pembimbing kita untuk mengganti judul dan terpaksa harus mengulang dari awal. Beberapa dari kita diberikan alasan yang gamblang dari pembimbing, sementara yang lain menerima jawaban yang cenderung mengambang atau bahkan tidak diberikan alasan mengapa kita harus mengganti dari awal.

Mungkin bagi beberapa orang, penolakan judul maupun proposal menimbulkan banyak pertanyaan mulai dari apa saja kriteria dosen saat mempertimbangkan judul, adakah faktor subyektivitas atau selera dosen saat memilih judul, hingga pertimbangan kondisi mood dosen saat membaca pengajuan judul atau proposal yang tengah dibuat. Meskipun begitu, ada beberapa benang merah yang dapat dilihat dari bagaimana sebuah judul atau proposal dapat ditolak. Secara obyektif, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penolakan tersebut dapat dibagi atas :

Ilustrasi seorang mahasiswi membaca referensi penelitian. Sumber: fox17online.com
Ilustrasi seorang mahasiswi membaca referensi penelitian. Sumber: fox17online.com


1. Konten dan Struktur Penulisan yang Perlu Memenuhi Tujuan Akademis

Salah satu pertimbangan mendasar mengapa judul maupun proposal yang diajukan dapat ditolak adalah isi konten dan struktur penulisan itu sendiri. Sebagai seorang mahasiswa, kita perlu memfokuskan pikiran kita bahwa proposal yang kita buat berjalan dalam ranah akademis. Hal tersebut pada akhirnya mensyaratkan bahwa proposal atau judul harus dengan jelas mengartikulasikan pertanyaan penelitian, tujuan, dan metodologi penelitian. Topik yang tidak jelas atau terlalu luas dapat menyebabkan penolakan. Selain itu, penelitian yang kita lakukan harus mengatasi gap atau kesenjangan masalah yang signifikan dalam pengetahuan yang ada dan menawarkan pendekatan atau kontribusi baru di lapangan, menunjukkan pemahaman yang kuat tentang literatur yang relevan dan kerangka teoritis yang tengah dibangun. Singkatnya, kita perlu memahami apa yang sedang kita buat, masalah yang kita hadapi ,dan dimana akhirnya posisi penelitian kita. Tanpa adanya pemahaman komprehensif yang menyeluruh dan jelas tertuang, resiko penolakan amatlah tinggi.

Ilustrasi asistensi penelitian. Sumber: teachermagazine.com
Ilustrasi asistensi penelitian. Sumber: teachermagazine.com


2. Cara Penulisan yang Baik

Membuat karya ilmiah tak ubahnya membuat sebuah karya seni yang memiliki tingkat kedetailan yang mendalam. Di sini kita tidak hanya menjadi orang yang mampu menangkap masalah yang terjadi di lapangan tetapi juga menyajikannya dengan baik. Oleh karenanya, proposal yang kita ajukan perlu mengikuti struktur yang logis dan terorganisir, dengan judul, subjudul, dan transisi yang jelas. Dari aspek judul saja, haruslah ia disusun secara ringkas, informatif, dan mencerminkan topik penelitian secara akurat. Judul yang tidak jelas atau menyesatkan dapat membuat siapapun yang membaca enggan membaca proposal dan dapat menyebabkan penolakan. Sementara itu, isi dari proposal sendiri mesti  ditulis dengan bahasa yang jelas, ringkas, dan benar secara tata bahasa. Kombinasi dari tata bahasa, judul yang kurang jelas, serta konten isi sendiri yang terlalu mengambang sangat berpeluang untuk ditolak oleh pembimbing kita. Ada banyak probabilitas yang perlu kita cermati dalam kombinasi isi konten dan judul penelitian yang diajukan seperti (1) judulnya secara akurat mencerminkan pertanyaan penelitian, namun penelitian itu sendiri tidak terdefinisi dengan baik atau terfokus, (2) judul menunjukkan pendekatan atau kontribusi baru pada bidang penelitian, namun isinya malah tidak cukup menunjukkan orisinalitas atau signifikansi penelitian, (3) judul menyiratkan landasan teori yang kuat, namun isinya nampak kurang memahami secara jelas literatur atau kerangka teori yang relevan, hingga probabilitas seperti (4) judul menunjukkan metodologi yang layak dan masuk akal, namun isinya malah mengungkapkan kelemahan atau keterbatasan dalam pendekatan yang diusulkan. Probabilitas-probabilitas semacam ini merupakan hal yang perlu kita atasi terlebih dahulu sebelum pengajuan judul dan konten proposal.

Ilustrasi seorang dosen memberikan bimbingan. Sumber: thoughtco.com
Ilustrasi seorang dosen memberikan bimbingan. Sumber: thoughtco.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun