Setiap pemilik usaha pastinya menginginkan adanya keberlangsungan pada usahanya. Tak heran seribu satu cara berusaha diraih agar usaha dapat laris manis. Salah satu cara yang sering dilakukan adalah dengan membuat konten yang viral yang dapat ditonton orang banyak. Trik-trik mulai dari permainan slogan, narasi konten, hingga menghadirkan polesan gimmick-gimmick yang berbeda dari sebuah iklan promosi konvensional adalah hal-hal yang sangat sering keluar.
Secara mendasar, konten viral sendiri adalah konten yang dibagikan secara luas dan cepat secara online. Konten-konten semacam itu seringkali bersifat menghibur, informatif, atau relevan bagi khalayak luas. Ketika suatu bisnis membuat konten viral, mereka berpeluang untuk mampu menjangkau banyak pelanggan potensial dan meningkatkan kesadaran brand.
Dari dunia literatur sendiri, sebuah studi yang dilakukan oleh Journal of Business and Management Science menemukan bahwa ada hubungan positif antara viral marketing dan niat membeli. Studi tersebut menemukan bahwa konsumen yang berinteraksi dengan pesan viral marketing lebih cenderung membeli produk atau layanan yang diiklankan.
Meskipun begitu, pada kenyataannya, di lapangan banyak sekali contoh kegagalan promosi yang hendak memviralkan produk namun ternyata malah menimbulkan kontroversi dan malah berujung pada kerugian perusahaan. Perusahaan sekelas Dove pernah gagal ketika mereka melakukan campaign Real Beauty di Inggris dan juga Burger King yang pernah gagal berpromosi saat mengadakan Mobile Campaign.
Berdasarkan adanya perusahaan yang justru gagal ketika akan memasarkan secara viral, hal yang penting untuk diingat bahwa tidak semua konten viral diciptakan sama. Ada banyak hal-hal dalam kerangka konten yang perlu dilihat secara hati-hati. Beberapa konten viral memang dapat terlihat konyol atau menarik perhatian, dan mungkin tidak relevan dengan target audiens bisnis.
Dengan demikian, untuk membuat konten viral yang menghasilkan peningkatan penjualan, bisnis perlu fokus pada pembuatan konten yang informatif, menarik, dan relevan dengan target audiens mereka.
Adalah penting untuk dicatat bahwa tidak semua konten viral akan secara langsung menghasilkan peningkatan penjualan. Berikut beberapa pertimbangan yang perlu kita pikirkan:
1. Ukurlah Dahulu Relevansi Konten:Â Isi konten haruslah relevan dengan audiens target dan produk atau layanan. Viralitas saja tidak menjamin penjualan jika kontennya tidak disukai calon pelanggan atau malah tidak nyambung dengan produk anda.
2. Lakukan Strategi Konversi Audiens: Pada titik ini amatlah penting dimana kita perlu memiliki strategi yang jelas dan efektif bagaimana mengkonversi penonton menjadi pelanggan. Setelah orang-orang melihat konten viral, kita sendiri perlu membimbing mereka untuk melakukan pembelian atau mengambil tindakan yang diinginkan.