Mohon tunggu...
Gregoria Keisha Anindita
Gregoria Keisha Anindita Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya pelajar di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seribu Suara Satu Hati

21 November 2024   11:40 Diperbarui: 21 November 2024   11:41 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebagai seorang siswa yang ingin bersekolah di SMA impian merupakan hak setiap siswa, khususnya siswa SMP yang sebentar lagi akan menduduki bangku SMA. Setiap sekolah pasti memiliki syarat jika ingin masuk ke sekolah tersebut harus mempunyai prestasi berupa piala maupun sertifikat. Prestasi dalam perlombaan misalnya. Perlombaan adalah salah satu syarat yang bisa mendorongku untuk masuk ke SMA pilihanku. Maka, dulu sewaktu aku kelas 2 SMP, aku berusaha untuk mengumpulkan sertifikat kejuaraan dengan mengikuti perlombaan paduan suara.

Salah satu kegemaran dan hobiku adalah menyanyi, maka aku mengikuti ekstrakulikuler paduan suara. Mulai kelas 2 SMP semester 2, guru paduan suaraku sangat mendukung kami yang akan mengumpulkan sertifikat dengan mengikuti lomba-lomba paduan suara. Aku sangat bersyukur dan berterima kasih atas dukungan dari guruku, yang sampai-sampai niat mengumpulkan lomba-lomba paduan suara yang akan diadakan.

Akhirnya aku mulai aktif untuk mengikuti lomba-lomba paduan suara. Untuk menghasilkan suara yang cocok, kami diseleksi satu-persatu menjadi 3 suara, yaitu sopran, messo-sopran, dan alto. Setelah hasil muncul, kita masuk ke grup sesuai suara kami masing-masing. Untuk menghasilkan suara yang baik, kami pun memulai latihan paduan suara setiap hari sepulang sekolah untuk lomba kami di Solo

Hari terus berlalu, 1 bulan itu kami manfaatkan untuk terus-menerus latihan. Letih, lesu, rasa malas, bahkan penyakit-penyakit akibat capek terus kami terobos demi hasil lomba yang memuaskan dan membuahkan sertifikat untuk SMA impian kami. Kami rela tidak berangkat sekolah sehari sebelum hari lomba dan pergi ke Solo bersama teman-teman dan guru kami demi persiapan yang benar-benar matang di sana. Sebenarnya rasa capek kami terus saja mengeluh dan mengeluh, tapi berkat guru kami yang selalu menyemangati dan memberikan aura yang positif, kamu selalu berusaha untuk bersemangat dan bertahan.

Hari-h pun tiba, kami berdandan dan mempersiapkan lomba hari itu dengan baik mulai dari makeup, pakaian, dan tidak lupa nyali serta suara yang sudah kami latih. Kami tampil dengan semampunya dan seenergik yang kami bisa, kami merasa puas karena dapat mempersembahkan semampu kami. Setelah hasil keluar, juri mengatakan bahwa terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan kami, namun ternyata kami belum beruntung untuk mendapatkan juara. Kami menangis, saling menguatkan, dan memeluk satu sama lain. Guruku mengatakan bahwa tidak ada yang sulit lagi jika mau terus berusaha, akhirnya kami terus berusaha lagi untuk lomba selanjutnya yang sudah kami nanti.

Akhirnya kekesalan dan kesedihan yang kami alami menjadi syukur dan bahagia. Kami mendapatkan juara 1 berkat kerja sama dan usaha kami yang terus bertahan. Dari pengalaman ini aku jadi belajar bahwa selain kesabaran dan perjuangan, kebersamaan dan kekeluargaan itu juga kunci dari semuanya. Tanpa keempat hal itu, kami tidak mungkin akan bisa bertahan dan menduduki juara 1.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun