Rasa apa?
   Di suatu siang di Kampung Selalu Makmur, tinggallah sebuah keluarga yang harmonis dan selalu kompak. Ada ayah yang sabar dan sedikit galak, ibu yang humoris dan sabar, dan anak-anak yang usil. Sangat lengkap keluarga itu dengan berbagai sifat unik mereka.
Siang itu terasa sangat panas dan terik, mereka terus saja mengeluh karena saking panasnya siang itu. "Haduh..., panas banget sih siang ini! Coba aja kalo di Indonesia ada salju, pasti seru banget.." ujar kakak, "Iya deh kak, jadi kepengen es yang seger-seger gak sih kak!" balas adik, "Iya.. haus banget!." Lalu datanglah ibu yang baru saja pulang dari pasar dengan bawaan 2 tas besar ditangannya, "Halo-halo.. udah gak usah ribut terus kalian, ini ibu bawakan banyak es lilin tadi beli di pasar."
"Wah! Doamu terkabul ya kak, kebetulan ayah juga lagi pengen yang nyegerin" kata ayah. Ibu membeli banyak varian rasa es lilin warna-warni, ada yang berwarna merah hingga ungu, tapi rasa-rasanya berbeda setiap warnanya.
Adik mengambil salah satu warna secara acak sambil bertanya "Ini rasa apa ya yah?", lalu ayah menjawab "Rasa yang pernah ada." Ibu dan kakak pun tertawa geli karena mendengar lelucon itu, lalu adik menjawab "Ih ayah, aku lagi serius ini rasa apa yah?!". Ayah pun juga ikut tertawa karena membuat adik kesal. Akhirnya mereka dapat menemukan solusi yang sangat tepat untuk teriknya siang itu, yaitu lelucon es lilin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H