Mohon tunggu...
Grego Adi
Grego Adi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sawit bukan Ancaman Namun Kehidupan

15 September 2018   15:19 Diperbarui: 16 September 2018   11:09 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebanyakan orang memandang sawit itu negatif dan merusak alam. Ya, saya juga setuju dengan pendapat itu namun, mau bagaimana lagi sawit sudah jadi bagian dari kami. Karna sawit juga lah kami sedikit demi sedikit mendekati mimpi kami, dan kami bisa belajar unuk menjadi seseorang yang terpelajar.

Kenapa kami menganggap sawit itu bukan sebagian ancaman lagi? semua nya di mulai dari sebelum sawit masuk ke daerah kami. saya tinggal di sebuah dusun terpencil di pedalaman kalimantan yang di situ bisa di kata kan belum ada sama sekali sawit dan masih asri orang orang nya pun masih mengandalkan karet sebagai mata pencaharian untuk menghidupi dan mencukupi kebutuhan mereka sehari hari dan hampir setiap hari mereka pergi umtuk menyadap karet namun masih kurang belum cukup untuk kehidupan apalagi untuk menyekolah kan anak mereka bahkan tak cukup maka dari itu sebagian dari kami harus merelakan diri untuk bekerja dan mebantu orang tua dan memilih untuk tidak menlanjutkan sekolah  lagi padahal seperti yang kita tau pendidikan sekarang sangat lah penting bahkan sangat menunjang dalam segala hal namun mereka harus rela berenti karen keterbatasan biaya dan infrastruktur yang kurang memadai ,juga tempat bersekolah yang jauh akhir nya bnyak yang meutus kan untuk berenti dan bekerja saja namun bekerja serabutan saja karna keterbatasan ilmu dan pengetahuan itulah.  Dan kami juga memiliki  keterbatasan di bidang infrastruktur seperti jalan yang kurang memadai untuk di lalui, kesulitan dalam hal penerangan. Karena kesulitan dalam penerangan itu lah yang  membuat kami sulit dalam belajar dan membuat kami malas untuk memahami pelajaran.

Namun semua berubah sawit meyelamat kan kami dari keterpurukan dan dari segala keterbatasan kami. karna sawit itu lah kami sedikit demi sedikit dapat mengubah pola pikir kami dari yang semula kami hanya mengandalkan karet dengan hasil nya tak seberapa di bandingkan hasil sawit yang sangat menunjang dan lebih mencukupi. Dan semenjak ada sawit sedikit demi sedikit kami berubah dari segi ekonomi dan pola pikir kami. perekonomian kami mulai berubah dan banyak terjadi pembangunan pembangunan dalam hal infrastruktur jalan mulai di perbaiki sebagai media  untuk lewat kendaraan perusahaan. Sawit sungguh sungguh luar biasa membawa pengaruh dan perubahan pada desa kami yang awal nya belum meiliki motor akhir nya bisa memiliki motor namun dengan mengorbankan lahan segabai ganti nya untuk pembukaan lahan sawit yang  luas namun bagaimana lagi kami harus pasrah dei masa depan kami kedepan dan untuk kehidupann kami yang lebih baik dri sebelum nya. Semenjak ada nya sawit kami mulai sejahtera sedikit demi sedikit para orang tua sudah bisa menyekolah kan anak mereka ke tempat yang layak bahkan hingga perguruan tinggi. Pelan pelan desa kami berubah jalan yang dulu jelek sekarang sudah bagus dan layak di lalui dan kami sudah mendapat kan penerangan yang sangat cukup. Hidup dan derajat masyarakat kami mun mulai terangkat dan mulai beralih dari tadi nya karet sekarang hanya mengurus kebun sawit yang mereka punyya dan terus menerus membuka lahan pribadi untuk di jadikan sebagai kebun sawit. Namun semua  itu sebenar nya suatu kesalahsn kesejahtreaan kami di ganjar dengan kami harus rela kehilangan lahan dan ladang kami yang sangat luas dan indah kami tukar dengan kesejahteraan namun ada rasa penyesalan juga karena harus mengorban kan ladang yng luas ya berhektar2 demi kesejateraan kami dan untuk masa depan kami nanti nya dan kami pun sadar untuk mencapai suatu keberhasilan perlu itu pengorbanan. kami korban kan ladang kmi demi masa depan dan kehidupan kami ke depan nya.karan itu lah kami menganggap sawit bukan ancaman lagi namun adalah masa depan  kami.

#savemyvillage

Semoga menikmati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun