Anak Semua Bangsa merupakan buku novel kedua dalam kumpulan Tetralogi Buru, atau sering pula disebut secara lengkap sebagai Tetralogi Pulau Buru.
Tetralogi Pulau Buru adalah 4 karya Novel sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Keempat buku ini masing-masing bertajuk "Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa (1981), Â Jejak Langkah (1985), dan Rumah Kaca (1988)".
Melalui tulisan-tulisannya, baik dalam bentuk novel, cerpen, kumpulan tulisan, maupun antologi, Pramoedya selalu memiliki gaya tulisan yang khas.
Gaya tulisan Pramoedya Ananta Toer menggunakan berbagai gaya bahasa. Â Di dalam tulisan Bumi Manusia, ada gaya hiperbola, metafora, personifikasi, dan metonomia.
Pramoedya juga menggunakan ungkapan baru, seperti "seharmal" yang merupakan gabungan dari kata "sehari" dan "semalam".
Gaya bahasa hiperbola adalah gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu secara berlebihan, sehingga terkesan tidak masuk akal. Majas hiperbola sering digunakan dalam karya sastra, lagu, atau karya seni.Â
Sekedar dingat kembali tentang definisi dari gaya bahasa atau  majas yang dimaksud. Gaya bahasa metafora adalah gaya bahasa yang menggunakan perbandingan atau kiasan untuk mengungkapkan pesan.Â
Gaya bahasa personifikasi adalah gaya bahasa yang memberikan sifat-sifat manusia kepada benda mati atau makhluk non-manusia. Dengan kata lain, majas personifikasi menggambarkan benda mati seolah-olah memiliki karakteristik manusia.Â
Majas metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan nama merek, ciri khas, atau label suatu benda untuk menggantikan nama benda tersebut. Majas ini termasuk dalam majas perbandingan.
Anak Semua Bangsa
Novel pertama "Bumi Manusia" Â dalam Tetralogi Pulau Buru terbit di tahun 1980. Buku ini meledak, dan mengalami beberapa kali cetak ulang.Â