Sispa berasal dari dua kata, sisi (daging) dan pa' bagian. Secara umum disebut sebagai bagian daging yang diperoleh seseorang ketika menghadiri suatu acara.
Sispa sendiri merupakan bahasa dawan, bahasa daerah suku Atoni (orang) Timor. Suku ini tersebar di Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, hingga Kabupaten/Kota Kupang, NTT.
Atoni Biboki juga menggunakan bahasa dawan. Mereka menetap di wilayah eks Swapraja Biboki yang kini telah dimekarkan menjadi 6 kecamatan, yaitu Biboki Selatan, Biboki Utara, Biboki Anleu, Biboki Feotleu, Biboki Moenleu, dan Biboki Tanpah.
Pembagian Sispa
Orang Biboki sudah terkenal dengan budaya gotong-royong dan saling membantu sejak dahulu kala. Mulai dari menjalankan aktivitas di kebun, mendirikan rumah, kenduri, pernikahan, hingga acara-acara adat yang memerlukan partisipasi banyak orang.Â
Ketika menghadiri acara-acara adat, atau bekerja di kebun maka biasanya tuan rumah menyediakan daging. Sanak saudara dan tetangga yang berdatangan pun seringkali membawa ternak ayam untuk ikut membantu dari aspek sumbangan makanan.
Ada dua jenis pembagian Sispa, yaitu dalam bentuk daging mentah dan dalam bentuk daging yang telah direbus atau dibakar, tergantung pada tempat dimana terjadi kegiatan tersebut.
Sispa daging mentah, biasanya lebih banyak daripada Sispa daging masak. Sispa daging mentah, biasanya  dibawa pulang ke rumah. Sedangkan Sispa daging masak, boleh dimakan sebagian tetapi harus membawa pulang bagiannya ke rumah.
Tujuan dari membawa pulang daging tersebut adalah sebagai bukti bahwa yang bersangkutan telah menghadiri undangan dan tuan rumah pun telah menjamu undangan dengan baik.