Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemelut Berdarah dalam Negeri itu Dinamakan G30SPKI

30 September 2024   15:39 Diperbarui: 6 Oktober 2024   14:22 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya,  Jakarta Timur, saksi kemelut berdarah G30SPKI (dok foto: Gorajuara/Instagram/@monumenpancasilasakti) 

Dalam perjalanan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sejarah mencatat bahwa Indonesia tak hanya berjuang menghadapi penjajahan dari bangsa lain.

Kemelut dalam negeri pun banyak dicatat, baik itu pemberontakan yang bersifat kedaerahan, berlatar belakang ideologi tertentu, maupun percobaan kudeta berdarah untuk mengambil alih pemerintahan yang sah.

Tercatat pemberontakan-pemberontakan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Pemberontakan PKI Madiun tahun 1948 dipimpin oleh Musso.
  • Pemberontakan DI/TII antara lain di Jawa Barat (1948) oleh Kartosuwiryo, di Aceh oleh Daud Beureuh, Jawa Tengah oleh Amir Fatah dan Kyai Sumolangu, Kalimantan Selatan oleh Ibnu Hadjar, dan di Sulawesi Selatan pimpinan Kahar Muzakar. 
  • Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) di Bandung pada tahun 1950 yang dipimpin oleh Westerling.
  • Pemberontakan Andi Aziz di Makasar, Sulawesi Selatan pada tahun 1950.
  • RMS (Republik Maluku Selatan) pada tahun 1950 pimpinan Dr. Soumokil.
  • PRRI/Permesta di Sumatera pada tahun 1950 dipimpin oleh Kolonel Ahmad Husein, dkk.
  • GAM (Gerakan Aceh Merdeka).
  • OPM (Organisasi Papua Merdeka).

Dan satu peristiwa berdarah penting yang pernah terjadi di Indonesia adalah peristiwa G30SPKI yang mana PKI disebut sebagai dalang peristiwa tersebut. 

Meskipun hingga kini, masih ada pro dan kontra, peristiwa berdarah tersebut dinamakan G30SPKI karena merupakan suatu Gerakan yang terjadi pada 30 September 1965 dengan dalangnya adalah PKI. 

Soekarno dan Soeharto dan kontraversi keluarnya Supersemar pasca G30SPKI (dok foto: kesbangpol.kulonprogokab.go.id)
Soekarno dan Soeharto dan kontraversi keluarnya Supersemar pasca G30SPKI (dok foto: kesbangpol.kulonprogokab.go.id)

Dalam tragedi berdarah tersebut, sebanyak 10 pahlawan yang diculik dan dibunuh, baik di Jakarta maupun di Yogyakarta. Para pahlawan revolusi tersebut adalah sebagai berikut.

  • Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani
  • Letjen TNI (Anumerta) Raden Suprapto
  • Letjen TNI (Anumerta) Mas Tirtotdarmo Haryono
  • Letjen TNI (Anumerta) Siswondo Parman
  • Mayjen TNI (Anumerta) Donald Izakus Pandjaitan
  • Mayjen TNI (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo
  • Kapten CZI (Anumerta) Pierre Andreas Tendean
  • Aipda (Anumerta) Karel Sadsuitubun
  • Brigjen TNI (Anumerta) Katamaso (di Yogyakarta)
  • Kolonel (Anumerta) Sugiyono Mangunwiyoto (di Yogyakarta).

Sementara itu, Jenderal Abdul Haris Nasution yang menjadi salah satu sasaran utama para penculik meloloskan diri lewat rumah tetangga dalam peristiwa malam kelam tersebut.

Akan tetapi, sang puteri bernama Ade Irma Suryani Nasution gugur ketika para penculik melepas tembakan di dalam rumah. Ia menjadi perisai bagi sang ayah.

Ade Irma Suryani Nasution, gugur sebagai perisai sang ayah dalam peristiwa G30SPKI (dok foto: Wikipedia)
Ade Irma Suryani Nasution, gugur sebagai perisai sang ayah dalam peristiwa G30SPKI (dok foto: Wikipedia)

Sementara ajudannya, Kapten Pierre Andreas Nasution diangkut bersama dengan sasaran lainnya yang kemudian jenazahnya ditemukan bersama pahlawan revolusi lainnya di Lubang Buaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun