Curah hujan yang kurang, bahkan sama sekali tidak ada dibarengi dengan kenaikan suhu menyebabkan sumber-sumber mata air berkurang. Sebagian malahan mengering.
Salah satu komoditas terdampak adalah tanaman kopi. Di Kabupaten Way Kanan Lampung yang merupakan salah satu sentra produksi kopi robusta pun mengalami dampak akibat El Nino berkepanjangan di tahun 2023.
Bunga kopi yang mekar di bulan Oktober-Desember banyak yang mengering akibat kurangnya curah hujan. Akibatnya, buah kopi menjadi sangat jarang.
Dari kunjungan ke 20 petani pemilik kebun kopi di salah satu Kampung di Kecamatan Baradatu, Way Kanan ternyata buah sangat menurun dibandingkan dengan tahun 2023.
Petani pun mengungkapkan, kemungkinan panen tahun 2024 tidak akan sebanyak panen raya tahun 2023 lalu. Meskipun demikian, harga biji kopi di tingkat petani belum tentu mahal.
Petani memerlukan uang cash ketika panen sehingga ketika memerlukan sejumlah uang cash maka seringkali menawarkan komoditasnya di bawah harga pasar.Â
Belum Panen Raya
Selain karena El Nino di tahun 2023, kenaikan harga biji kopi saat ini disebabkan karena petani belum panen raya. Diperkirakan, panen raya kopi di Way Kanan terjadi pada bulan Juni, Juli, dan Agustus 2024.
Pada saat panen raya, harga kopi memang relatif lebih murah. Produk biji kopi di tingkat petani tersedia dalam jumlah yang banyak. Sementara, pembeli yang adalah pedagang pengumpul di sekitar hanya orang-orang tertentu saja.
Petani tidak dapat menyimpan hasil panen buah kopinya berlama-lama. Alasannya, banyak kebutuhan rumah tangga sehingga tidak pernah menahan hasil panen buah kopi.
Setelah dipanen, petani kemudian mengeringkan buah kopi dengan car alami. Mereka menjemur buah kopi di rumah hingga kering.Â