Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Legenda Kue Keranjang dan Makna Kehadirannya Saat Imlek

8 Februari 2024   12:08 Diperbarui: 8 Februari 2024   12:35 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kue keranjang, makanan tradisional yang selalu hadir dalam tahun baru Imlek (dok foto:  kompas.com)

Hari Sabtu, tanggal 10 Februari 2024 dinyatakan sebagai hari libur nasional. Tanggal merah yang jatuh pada hari Sabtu tersebut adalah hari Raya Imlek yang dirayakan oleh saudara dan sahabat kita keturunan Tionghoa. 

Setiap perayaan hari besar agama atau hari raya lainnya, selalu memiliki ciri khas dan keunikannya sendiri. Terutama kehadiran beberapa makanan khas yang memang hanya ditemukan saat itu. 

Salah satu hidangan makanan khas saat perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek adalah Kue Keranjang. Kehadiran makanan tradisional ini ternyata bukan baru beberapa waktu lalu. Namun sudah melegenda sejak dinasti Tang.

Dinasti Tang adalah salah satu dinasti tersebesar yang pernah berkuasa di Tiongkok.  Dilansir dari artikel kompas.com, Dinasti Tang berkuasa hampir tiga abad lamanya, tahun 618-907 Masehi. 

Pada masa pemerintahan Dinasti Tang inilah Kue Keranjang mulai dihadirkan dalam perayaan Tahun Baru Cina. Makanan tradisional yang hanya hadir saat Imlek.

Dari sanalah, kue keranjang yang bernama asli Nian Gao ini dikaitkan menjadi legenda hingga kini. Selalu dihadirkan dalam perayaan Imlek, termasuk di Indonesia. 

Cerita Muasal Kue Keranjang

Makanan tradisional Kue Keranjang atau Nian Gao sudah melegenda. Pertama kali dibuat pada masa Dinasti Tang. Konon ketika itu, Tiongkok tengah mengalami bencana bencana alam yang ekstrem. Banjir dan kekeringan. Hal ini menyulitkan kehidupan penduduknya. 

Menurut legenda, dalam kondisi kehidupan penduduk yang tengah dilanda bencana,  seorang dewa bernama Wen Chang memerintahkan penduduk untuk membuat kue dari beras ketan.

Kue dari beras ketan tersebut diberik cucuran bubuk manis. Kue yang telah dibuat  ini kemudian dipersembahkan kepada dewa dan dewi yang dipercaya dapat melalukan bencana di Tiongkok. 

Selain dipersembahkan untuk menghindarkan bencana alam, mereka jjuga untuk meminta berkat dari para dewa. Penduduk yang menyediakan Nian Gao berharap akan ada keberuntungan dalam kehidupan mereka, kini dan di masa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun