Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pembangunan Blue Economy dan Komitmen Indonesia Tangani Sampah Plastik di Laut

12 Oktober 2023   14:07 Diperbarui: 12 Oktober 2023   18:50 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi laut yang bersih dari berbagai sampah plastik (dok foto: Shutterstock  via kompas.com)

Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Achipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 telah usai. Pertemuan yang dihadiri 29 petinggi negara yang dilaksanakan selama dua hari (10-11 Oktober 2023) di Bali, Indonesia menghasilkan beberapa poin penting yang disepakati untuk dilaksanakan secara bersama-sama.

Ada tiga aspek penting yang dibahas selama KTT AIS Forum 2023 tersebut. Ketiga isu dimaksud adalah: (1) Pembangunan Ekonomi Biru atau blue economy, (2) Tantangan perubahan iklim, dan (3) mempererat solidaritas antara negara pulau dan kepulauan. 

Indonesia, melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah berkomitmen untuk melaksanakan blue economy dalam tata kelola ruang laut. Implementasi komitmen KKP dijabarkan dalam 5 kebijakan pokok (baca status twitter.com/BKN goid). 

Kelima kebijakan implementasi ekonomi biru untuk mengelola tata ruang laut vesi KKP Indonesia tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memperluas kawasan konservasi.
2. Kebijakan penangkapan ikan secara terukur.
3. Mengembangkan perikanan budidaya yang berkelanjutan, baik di perikanan pesisir, perikanan laut, dan perikanan darat.
4. Pengawasan terhadap pulau-pulau kecil dan pesisir.
5. Pembersihan sampah plastik di laut yang melibatkan partisipasi nelayan.

Kelima kebijakan tersebut memang menjadi persoalan, terutama untuk laut Nusantara kita. Semua kebijakan ini patut didukung pelaksanaannya. Dan tentu saja, dibuatkan payung hukum yang jelas. Menghukum semua pelaku yang mencoba untuk tidak menjalankan kebijakan-kebijakan ini. 

Program Pemerintah membayar neyalan untuk mengumpulakn sampah di laut dan pesisir, tepatkah? (dok foto: klikbulukumba.com)
Program Pemerintah membayar neyalan untuk mengumpulakn sampah di laut dan pesisir, tepatkah? (dok foto: klikbulukumba.com)

Dampak Buruk Sampah Plastik  bagi Kehidupan

Dampak buruk sampah plastik bagi kehidupan di laut dan pesisir pantai sangatlah besar. Berikut adalah beberapa dampak buruk yang ditimbulkan.

Keracunan Makhluk Hidup Laut

Sampah plastik yang terbawa ke laut dapat menjadi ancaman serius bagi makhluk hidup di dalamnya. Hewan laut seperti ikan, penyu, burung laut, dan mamalia laut dapat tertelan atau terperangkap dalam sampah plastik, menyebabkan keracunan dan bahkan kematian.

Gangguan pada Ekosistem

Sampah plastik juga dapat menciptakan gangguan pada ekosistem laut. Misalnya, tumpukan sampah plastik di perairan dapat menghambat fotosintesis pada tumbuhan laut yang membutuhkan cahaya matahari. Selain itu, sampah plastik juga dapat merusak terumbu karang dan hutan bakau, yang merupakan ekosistem penting bagi kehidupan laut.

Polusi Air dan Udara

Sampah plastik yang terurai menjadi mikroplastik dapat mencemari air laut, mengganggu ekosistem dan mempengaruhi kesehatan organisme laut. Mikroplastik juga dapat terhirup oleh burung dan hewan lainnya, menyebabkan polusi udara.

Dampak pada Kesehatan Manusia

Ketika manusia mengkonsumsi ikan atau hewan laut yang terkontaminasi oleh plastik, dapat mempengaruhi kesehatan mereka. Zat kimia berbahaya yang terkandung dalam plastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun