Agustus datang lagi. Kali ini diiringi hembusan angin kering. Membawa serta gelombang panas.
Kerontang. Pepohonan mulai mengurangi aktivitas hidupnya.Â
Jati di sekeliling menyesuaikan diri denfan menggugurkan daunnya. Tinggal batang dan ranting yang tegak berdiri.
Sepasang pipit mencicit ribut. Dua helai daun tua yang menguning, tak kuasa lagi bertahan pada pohonnya.
Bersama hembusan angin, dedaunan itu pun jatuh ke bumi. Terlihat normal saja, alami.
Namun bersama jatuhnya dua helai daun tua, sarang pipit berisi 2 bayi merah pun ikut jatuh.
Anak pipit tak mampu berteriak. Tak ada sayap, tak punya kuasa. Pasrah pada sang penentu kehidupan.
Sang induk bercericit di pohon jati nan meranggas. Menyiarkan khabar duka pada dunia.
"Hai dunia, tolonglah!!! Anak-anakku jatuh, adakah yang bisa menolong mereka"?
Pipit jantan menatap sedih, tak mampu berbuat apa-apa. Makanan di mulut yang dibawa ke sarang belum sempat diberikan pada kedua buah hatinya.