Sekalipun rimpang alang-alang bisa menjalar dan berseliweran di dalam tanah, si Imperata cilindrica ini pun kalah dengan Balakacida. Kemungkinan, zat racun berupa alelopati dari Sufmuti begitu kuat sehingga membunuh tumbuhan di sekitar dan memenangkan pertarungan hidup.Â
Lantana dan alang-alang juga menjadi pakan ternak sapi, kuda, kerbau dan kambing. Tumbuhan-tumbuhan ini menjadi salah satu pakan penting bagi ternak yang dilepas di padang untuk mencari pakan sendir.
Sementara, Balakacida belum disukai oleh ternak herbivora ini. Karenanya, mereka bisa tumbuh dengan leluasa tanpa gangguan. Kecuali ditebas oleh petani untuk menjadikan tempat tumbuh Balakacida sebagai lahan kebun yang baru. Â
Hanya saja, Balakacida ini tumbuh di segala tempat. benihnya yang ringan, mudah sekali diterbangkan oleh angin ke lokasi lain. Asal ada lahan untuk tumbuh, maka berkembanglah si Balakcidang.Â
Gulma Balakacida Dapat Dimanfaatkan untuk Ini
Kehadiran suatu tumbuhan atau hewan, pastinya bermanfaat juga. Baik untuk  lingkungan abiotik, maupun bagi ternak dan manusia. Pengetahuan dan riset bisa saja menemukan faedah yang besar pula.
Saat ini, Balakacida baru dimanfaatkan untuk dua hal. Manfaat pertama, digunakan sebagai pupuk organik dalam kegiatan pertanian.Â
Batang, daun, dan bunga Balakacida dapat dibuat pupuk kompos atau pupuk cair. Â Daun-daunnya yang hijau juga dapat dimanfaatkan langsung sebagai pupuk hijau di kebun petani.
Manfaat kedua, sebagai obat. Bagian tertentu Balakacida ternyata sudah digunakan sebagai obat alternatif. Bagian yang sering diambil dan dimanfaatkan untuk kesehatan adalah daunnya.
Beberapa literatur, salah satunya dari hellosehat.com mengulas tentang manfaat daun Balakacida ini. Mengutip ARC Journal of Pharmaceutical Sciences (2016), daun Balakacida bisa dimanfaatkan untuk menurunkan kolesterol.
Selain itu, bisa digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri. Â Termasuk mengatasi tukak lambung, menurunkan risiko malaria, dan mencegah diare.