Usia mereka masih muda. Paling tua 25 tahun, sebagai bosnya. Sementara 3 lainnya berusia antara 18 hingga 22 tahun. Mereka adalah anak-anak muda Kota Kupang, NTT.
Di daerah kami saat saya masih kinyis-kinyis, usia seperti ini, biasanya dihabiskan dengan kumpul-kumpul dan ngobrol tak ada juntrungannya. Jika sudah kumpul seperti itu, maka sopi pun ikut ditenggak.
Sopi merupakan produk alkohol tradisional kami. Biasa digunakan untuk keperluan adat. Takaran minum dalam adat itu biasanya dua sloki. Namun jika ditenggak di luar acara adat maka sudah pasti berbotol-botol.Â
Namun kegiatan kumpul-kumpul sambil menenggak sopi tak berlaku bagi pemuda Bogero dan 3 lainnya. Anak muda asli dari Rote yang kini tinggal di Kota Kupang ini berkumpul untuk melakukan kegiatan pangkas rambut.Â
Berbekal modal seadanya, mereka pun mendirikan pangkas rambut"Bojero Jr". Â Sewa tempat berukuran 3x2 meter seharga IDR 600.000 per bulan.Â
Dalam percakapan dengan salah satu anak muda saat memangkas rambut, ia menyatakan butuh modal sekitar 5 juta untuk membeli peralatan. Alat pangkas, gunting, sisir, cermin, kain, dan peralatan lainnya.
Untuk jasa gunting rambut, dikenakan biaya sebesar IDR 15.000 per sekali pangkas. Berlaku untuk semua usia. Namun mereka hanya memangkas rambut pria. Yang cewek silakan ke salon.
Lokasi pangkas rambut Bojero Jr termasuk strategis. Setiap hari rata-rata dikunjungi oleh 20 orang. Dengan demikian, para pemuda ini bisa mendapatkan sekira IDR 150.000. Ini di luar tip dari pengunjung yang puas dengan cara pelayanan mereka.Â
Dengan rata-rata demikian, maka sebulan bisa mendapatkan IDR 4.500.000. Bisa kurang, bisa lebih.Â
Mampu Bersaing  dengan Pemangkas Senior
Para pemangkas rambut muda ini mampu bersaing dengan tukang pangkas rambut senior yang sudah lama membuka jasa pangkas rambut. Tukang pangkas rambut senior dimaksud adalah 'Pangkas Rambut Madura' yang sudah lama dikenal oleh penduduk di Kota Kupang.Â