Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Orang Wetar Menyelamatkan Diri dari Serangan Lebah Hutan

9 Mei 2023   05:49 Diperbarui: 9 Mei 2023   14:48 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini adalah koloni lebah yang pernah menyerang kami ketika Om Benoni mencoba mengambil sarang mereka (dokpri)

Ini adalah kisah nyata diserang lebah hutan, si Aphis dorsata nan ganas. Suatu waktu, tepatnya di bulan Mei 2017. Kalau dihitung-hitung, saat ini tepat 5 tahun peristiwa naas itu. Saya bersama salah satu rekan kerja terjebak dan diserang oleh serombongan lebah hutan. Lokasinya di sekitar Desa Uhak, Kecamatan Wetar Utara, Maluku Barat Daya.

Tibalah saatnya, kami bersama pelatih dari BDLHK Kupang untuk melakukan secara langsung panen dan pengolahan madu pasca panen di desa. Salah satu sesi  yang dilakoni adalah pergi bersama ke Desa Uhak untuk melihat secara langsung bagaimana penduduk biasa panen madu hutan.

Masih ingat, para pemanen handal kala itu ada 3 orang. Om Salmon Maitimu, Benoni Mawetars dan Mama Kasa. Rombongan berjalan bersama-sama menuju ke salah satu sarang lebah milik om Mon. Benoni berperan sebagai pemanen. Sementara kami yang lain berada agak jauh dari pohon. 

Pemanen melaburi diri dengan daun-daunan dan membungkus badan dengan penutup sebelum melakukan panen (dokpri)
Pemanen melaburi diri dengan daun-daunan dan membungkus badan dengan penutup sebelum melakukan panen (dokpri)

Om Mon Maitimu pun mulai memasang api, sekira 100 meter dari pohon. Sementara saya bersama salah satu rekan lebih mendekat lagi, 50 meter. Sebab kami yakin, telah melindungi diri dengan topi pelindung lebah, plus pakaian lengkap. 

Saat itu, Om Benoni akan melakukan praktik panen lestari. Sarang lebah tidak boleh dipotong seluruhnya, tetapi disisakan dengan maksud pebah-lebah tersebut tidak berpindah tempat. 

Naas bagi kami berdua. Lebah-lebah mulai terganggu dengan kehadiran om Benoni. Gerombolan lebah yang didorong ke bawah oleh Benoni mulai mencari sasaran. Ah, mereka menuju kami yang mencoba menahan nafas, berdiam diri. 

Mereka mulai mengelilingi dan mencoba menyengat baju yang kami pakai. Aduh, ternyata sengatannya tembus.

Karena kaget, saya menepis beberapa ekor lebah yang berhasil menyusup ke leher, melalui topi lebah yang mungkin kurang rapat. Sekira 5-8 tusukan kurasakan. 

Om Mon mulai memanggil kami untuk lari ke tempat mereka yang sudah dipasang api dan ditambah dedaunan hijau untuk menambah asap.

Madu Wetar telah dijual dalam kemasan selain dijual dalam botol dan jeriken oleh penduduk Wetar (dokpri)
Madu Wetar telah dijual dalam kemasan selain dijual dalam botol dan jeriken oleh penduduk Wetar (dokpri)

Dan beberapa saat kemudian kami berdua nekat untuk berlari ke arah api yang dibuat om Mon. Syukurlah, kami berdua berhasil menyelamatkan diri dari keroyokan Aphis dorsata yang lagi mengamuk itu. 

Menurut pengalaman Om Mon Maitimu, koloni lebah hutan termasuk ganas apabila menyerang makhluk lain. Semua lebah penyerang akan ikut serta mengeroyok kita. Lari kemanapun bakal diikuti.

Hanya ada dua cara menyelamatkan diri dari keroyokan ribuan lebah hutan ini versi orang Wetar. Pertama, larilah menuju ke sungai atau laut. Sambil berlari, usahakan mematahkan daun yang ada di sekitar dan dibawa serta. 

Sesampai di laut atau sungai, ceburkanlah diri hingga terbenam. Lepaskanlah daun yang dibawa atau pakaian yang dikenakan. Biarkanlah benda itu terbawa oleh arus. Dan gerombolan lebah hutan itu akan mengikuti benda tersebut dan menyerangnya.

Saat lebah-lebah itu asyik menyerang benda yang dilepas maka menjauhlah dari mereka. Dan selamatlah dari keroyokan lebah yang bisa mematikan ini.

Cara kedua, membuat perapian dengan asap. Lebah takut akan api dan asap. Karenanya mereka tidak akan berani mendekat. Namun ini hanya dilakukan ketika menuggu proses panen madu. Tak mungkinlah kita lari sambil membuat api. Bisa jadi badan terlanjur membengkak sebelum api berhasil dihidupkan. 

Ini adalah koloni lebah yang pernah menyerang kami ketika Om Benoni mencoba mengambil sarang mereka (dokpri)
Ini adalah koloni lebah yang pernah menyerang kami ketika Om Benoni mencoba mengambil sarang mereka (dokpri)

Sekilas tentang Kekayaan Hutan Pulau Wetar

Wetar adalah salah satu pulau yang masuk wilayah administrasi Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. Meskipun demikian, pulau berjulukan Nusa Laon ini lebih dekat ke Provinsi NTT. Karena itu, penduduk Pulau Wetar lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi dan pendidikan di NTT.

Ada dua komoditas hasil hutan unggulan Pulau Wetar. Tidak dibudidayakan tetapi disediakan oleh alam. Kedua hasil tersebut adalah madu hutan dan pala hutan.

Kedua hasil hutan ini tidak diambil sembarangan. Biasa diberlakukan Sasi. Ini adalah suat larangan untuk mengambil hasil hutan sebelum dinyatakan bahwa sudah saatnya untuk panen. Di musim panen itulah, orang akan beramai-ramai ke hutan untuk mengambil hasil tersebut. 

Salah satu hasil praktik penirisan  panen madu Wetar (dokpri)
Salah satu hasil praktik penirisan  panen madu Wetar (dokpri)

Perihal madu hutan, sebagian besar penduduk masih melakukan panen tanpa menerapkan prinsip panen lestari. Namun beberapa petani telah menerapkan prinsip panen lestari yang dilatih oleh pihak BDLHK Kehutanan Kupang. 

Prinsip dari panen lestari ini adalah menyisakan sedikit sarang lebah yang ada. 

Sarang lebah yang tertinggal akan tetap dijaga dan dibangun kembali oleh koloni lebah ini. Sedangkan kalau dipanen seluruh tanpa sisa, maka lebah-lebah ini akan bermigrasi ke tempat lain dan membuat sarang baru di sana. Dengan demikian, penduduk pun akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan madu lagi.

Latihan panen lestari dan penirisan madu tanpa diperas, latihan dilakukan oleh BDLHK Kupang (dokpri)
Latihan panen lestari dan penirisan madu tanpa diperas, latihan dilakukan oleh BDLHK Kupang (dokpri)

Mari menjaga dan melestarikan kekayaan alam kita. Sekali pun alam menyediakannya sendiri bagi kita, tetap harus dimanfaatkan dengan bijaksana. Sebab lambat-laun, kekayaan itu akan musnah dan tinggal cerita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun