Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Semangat Komunitas Semoga Jaya dalam Membangun Kampung Berbasis Aset

18 Maret 2023   17:06 Diperbarui: 18 Maret 2023   20:13 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daftar modal sosial yang diungkapkan oleh warga Semoga Jaya dalam kelompok (dokpri)

Bagi kami orang kampung, pertanyaan tentang "Siapa yang harus membangun kampung kita" merupakan pertanyaan yang perlu dijawab. Tak sekedar ditanggapi dengan kata. Tetapi perlu dijawab dengan bukti. 

Tentu saja semua akan menjawab, "Kita, orang-orang yang tinggal di kampung ini". Namun dalam praktiknya, terlihat sukar untuk direalisasikan. Terutama pembangunan yang berkaitan dengan kepentingan umum. Perawatan bangunan seringkali menjadi persoalan ketika diserah-terimakan untuk dikelola sendiri oleh komunitas.

Membangun dengan Apa yang Kita Punya

Salah satu komunitas yang punya semangat membangun diri, adalah masyarakat dusun Semoga Jaya, Kampung (desa) Gunung Katun. Secara administratif, dusun ini termasuk dalam kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Lampung.

Awal bulan Maret 2023 ini, warga Semoga Jaya berkumpul untuk menggali dan menggagas program bermanfaat apa yang bisa dilakukan.

Tujuannya satu, royongan membangun dusun secara bersama-sama, dengan memanfaatkan potensi yang mereka miliki. Bertindak selaku fasilitator, adalah para staff Community Development PT BWKM. 

Semangat kaum bapak di dusun Semoga Jaya, Kp Gunung Katun dalam menyusun program dusun berbasis aset (dokpri)
Semangat kaum bapak di dusun Semoga Jaya, Kp Gunung Katun dalam menyusun program dusun berbasis aset (dokpri)

Selama 4 hari (8 jam), mereka berhasil menggali potensi apa yang dimiliki, yang diuraikan dalam bentuk pentagon assets.

Diawali dari Sumberdaya Manusia (SDM) dan Sumberdaya Alam (SDA). Lalu berlanjut pada modal fisik, finansial dan modal sosial yang ada di dusun mereka.

Sumberdaya Manusia

Modal yang dibedah pertama kali adalah Sumberdaya Manusia (SDM). Para peserta musyawarah dengan antusias, mengungkapkan dua hingga tiga ketrampilan yang dimiliki. 

Dalam sekejap, terkumpullah daftar ketrampilan yang dimiliki penduduk setempat. Sesuai dengan mayoritas pekerjaan mereka sebagai petani, maka ketrampilan yang paling banyak dimiliki adalah menyadap karet. Juga memiliki kecepatan dalam memutil kopi dan lada. 

Sebagian besar dari peserta juga memiliki ketrampilan mencari emas secara tradisional dan beternak. Para ibu, banyak yang trampil dalam mengelola kios, memasak dan membuat kerajinan tangan. 

Selain itu, para bapak dan para ibu pandai mengaji, sebab setiap minggu mereka melakukan pengajian rutin dan yasinan dari rumha ke rumah. 

Ini kelebihanku versi kelompok bapak dalam daftar ketrampilan yang dimiliki oleh peserta (dokpri)
Ini kelebihanku versi kelompok bapak dalam daftar ketrampilan yang dimiliki oleh peserta (dokpri)

Modal Sumberdaya Alam

Potensi sumberdaya alam yang dimiliki, cukup beragam. Ada lahan pertanian yang dapat dimanfaatkan untuk bertanam karet, kopi, lada dan sawit. Juga untuk bertanam singkong, jagung dan tanaman umur pendek lainnya. 

Warga setempat juga memiliki aset berupa ternak. Di antaranya sapi, kambing dan unggas. Hanya sapi dan kambing yang biasa dipelihara untuk dijual. Sementara ayam kampung dan bebek dipelihara untuk dikonsumsi sendiri.

Modal Fisik

Beberapa aset fisik yang diberhasil diinventarisir diantaranya rumah pribadi dan fasilitas publik. Diantaranya jalan raya dan fasilitas publik seperti Masjid, TPA, Pos pelayanan kesehatan, TPU dan gedung SD. 

Bangunan-bangunan fisik yang ada masih digunakan, meskipun sebagian sudah mengalami kerusakan. Dari daftar potensi aset fisik dan seberapa besar tingkat kerusakannya, maka tahap berikutnya adalah merencanakan renovasi atau perbaikan-perbaikan. Tidak membangun sarana baru.

Financial Capital

Modal keuangan merupakan sumber-sumber keuangan yang dapat digunakan masyarakat dalam mencapai tujuan hidupnya. Sumber keuangan dimaksud, berupa milik sendiri seperti tabungan atau berasal dari sumber lain.

Beberapa peserta memiliki tabungan di bank. Sebagian besar menabung dalam bentuk arisan. Mereka menjalankan arisan bersama dalam kelompok pengajian. 

Sumber keuangan masyarakat yang dirasakan membantu mereka adalah dari pedagang pengumpul seperti penimbang karet dan kopi.

Seseorang boleh meminjam uang terlebih dahulu dengan menjaminkan hasil kebunnya. Praktik ini dianggap membantu, namun di lain pihak membuat petani tidak mampu menentukan harga jual hasil pertanian mereka. 

Modal Sosial

Modal sosial yang dimiliki oleh komunitas setempat di antaranya pemerintah dusun dan lembaga-lembaga informal yang hidup di masyarakat.

Termasuk di dalamnya kelompok pengajian, Pelayanan Posyandu, dan paguyuban lain yang dibangun atas dasar saling percaya dan sikap saling terbuka. Diantaranya arisan dan rewangan yang mana muncul kegiatan saling membantu manakala ada yang memiliki hajatan.

Daftar modal sosial yang diungkapkan oleh warga Semoga Jaya dalam kelompok (dokpri)
Daftar modal sosial yang diungkapkan oleh warga Semoga Jaya dalam kelompok (dokpri)

Hasil Akhir Rembukan Dusun

Hasil akhir rembukan dusun ini, akan dipresentasikan kepada perusahaan dan pemerintah daerah setempat.

Dari presentasi ini, masyarakat berharap, program-program yang telah disusun bersama dapat dibantu, utamanya dari aspek pendampingan dan bantuan finansial. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun