Cuaca ekstrem dan intensitas hujan yang sangat tinggi dan merata di bulan Desember 2022 hingga awal Januari 2023 ini membuat petani, utamanya petani subsisten kita menjadi gelisah.
 Petani menjadi was-was, memikirkan kegagalan panen di tahun ini. Sebab, tanaman pangan utama mereka yang menjadi andalan penghidupan, dirusak oleh banjir. Jagung, padi, singkong, dan kacang-kacangan terendam banjir. Bahkan sebagian tercabut, pergi bersama banjir.
Hujan berlebihan, membuat lahan pertanian menjadi terganggu dan mengancam kelangsungan hidup tanaman yang ada. Berikut 5 dampak negatif dari hujan yang berlebihan terhadap lahan pertanian produktif.
1. Lahan Menjadi Kritis
Curah hujan yang terlalu tinggi membawa dampak yang negatif bagi lahan pertanian. Humus dan unsur hara tanaman, sering terhanyut oleh kikisan air hujan. Akibatnya, lahan pertanian menjadi tak subur dan kritis alias miskin zat hara penting bagi tanaman.
Tanaman-tanaman yang bertahan di lahan pertanian, jika pun tumbuh tidak akan mampu menyediakan hasil produksi yang optimum. Lahan miskin akan unsur-unsur hara, baik makro maupun mikro.
Unsur hara makro tanaman artinya zat hara yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang cukup besar. Sedangkan zat hara mikro diperlukan dalam jumlah yang kecil, namun sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
2. Tanaman Rusak
Curah hujan yang tinggi, dapat merusak pucuk-pucuk muda tanaman. Jagung rebah, singkong berpatahan. Bahkan, daun-daun mudanya terlihat seperti membusuk.
Tak hanya itu. Curah hujan berlebihan, bisa menyebabkan banjir. Limpasan air hujan, tak mampu diserap tanah. Sementara alirannya terhambat, menggenangi lahan pertanian. Akibatnya, tanaman terendam. Membusuk dan rusak. Belum lagi lahan pertanian yang berada di sekitar sungai. Banjir meluap, menyeret dan membawa serta tanaman petani.
3. Rawan Penyakit
Cuaca yang dingin menyebabkan tingkat kelembaban  lahan menjadi tinggi. Akibatnya, penyakit tanaman pun mudah berkembang biak.