Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Peran Sopi dalam Relasi Sosial Masyarakat Timor Barat

28 Desember 2022   15:13 Diperbarui: 2 Januari 2023   20:12 1407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang turis menuangkan sopi atau moke lokal kepada warga yang mengikuti pesta Reba Ngada di Kampung Langa, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT, Selasa (15/1/2019). Foto: Kompas.com/Markus Makur

Volume sopi dalam gelas takar, maksimal diisi seperempat. Tujuan dari kehadiran sopi dalam perjamuan adat, adalah sebagai penghormatan. Karenanya, tidak boleh diberikan dalam jumlah yang banyak.

Lalu peserta perjamuan adat yang tidak terbiasa minum sopi atau jenis alkohol lainnya, dapat melewatkan jatahnya pada orang lain. Tidak ada unsur paksaan dalam hal ini.

Uniknya, sopi biasa diedarkan di tengah perjamuan adat. Salah seorang anak muda, bertugas untuk mengedarkannya. Gelas pertama dan terakhir harus menjadi bagian dari petugas pengedar sopi tersebut.

Dalam bahasa daerah setempat kami, gelas pertama dinamakan mapuat atau diterjemahkan secarar bebas sebagai kotoran yang harus dibersihkan. Sementara gelas terakhir disebut dengan haena atau dasar botol yang tidak boleh disajikan. Namun diminum oleh orang yang bertugas sebagai pengedar.

Jika sudah tidak ada lagi edaran sopi, maka pengedar akan menyampaikannya dalam tutur adat setempat. Dan semua orang yang ikut serta dalam perjamuan adat pun tidak akan mengerti.

Overdosis Sopi

Lantas, mengapa ada saja orang yang mabuk dan tidak dapat mengendalikan diri? Sebab, setelah minum adat mereka mencari sopi yang lebih banyak lagi. Duduk melingkar, lalu minum dan minum tanpa terkontrol lagi. Overdosis alias OD.

Akibatnya, muncul persoalan. Alkohol mulai bereaksi. Teman menjadi lawan. Kawan berubah menjadi musuh. Cecok mulut sampai adu fisik. Bahkan ada yang sampai muntah-muntah dan tak sadarkan diri.

Jika sudah demikian maka tentunya banyak yang dirugikan. Selain diri sendiri, keluarga, saudara, dan orang lain ikut dirugikan. Tak hanya berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan peminum. Tetapi telah mengganggu kamtibmas. 

Karenanya, konsumsi sopi sebaiknya dikurangi bahkan ditiadakan. Semoga banyak orang  tidak akan mengkonsumsi sopi dan jenis alkohol lain di malam tahun baru ini hingga teler.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun