Namanya bibi Nunung. Berprofesi sebagai asisten rumah tangga hingga puluhan tahun lamanya. Namun kami tak menganggapnya sebagai ART, melainkan sebagai pengganti ibu kami di rantau orang.
Pekerjaan hariannya adalah menanak nasi, air panas, mencuci seluruh pakain dan menyapu. Setiap pagi, sekira pukul 06.00 WIB, beliau sudah akan datang ke pusat kegiatan mahasiswa katolik yang sekaligus menjadi sekretariat PMKRI Cabang Bogor. Datang dan pergi dengan menggunakan angkot 03. Kecuali sudah larut malam, salah seorang akan mengantarnya dengan sepeda motor.
Dari beliau juga, kami belajar tentang toleransi. Setiap puasa, beliau tetap datang. Berpuasa  penuh sepanjang bulan ramadhan. Namun beliau tetap melakukan rutinitasnya dengan baik. Termasuk memperhatikan makanan kami. Kami bakal keteteran manakala beliau absen. Ketidakhadirannya, biasanya bukan karena malas melainkan karena sakit. Dan tentunya, sore harinya kami bakal ke pondoknya.
Saat lebaran, beliau akan melakukan open house. Lebaran hari pertama, penuh dengan anak-anak. Menikmati opor ayam, ketupat dan aneka kue. Tak hanya mahasiswa. Para alumni sekitar Jabodetabek pun menyempatkan diri untuk datang dan mengucapkan selamat idul fitri untuk bibi Nunung.
Dari bibi Nunung, kami juga belajar tentang budaya Sunda. Saya paling suka belajar bahasa Sunda sama bibi Nunung. Bahkan pernah memiliki catatan kosa kata bahasa Sunda. Semua catatan itu saya peroleh dari bibi Nunung.
Wanita yang telah membantu banyak mahasiswa itu kini menjadi sepuh. Namun semangat hidupnya tetaplah ada. Semua yang pernah diasuhnya, masih dikenal dengan baik sekali. Kini, bibi sudah tak bekerja lagi. Kadang-kadang, ada saja rejeki dari anak-anak asuhnya, utamanya menjelang lebaran.Â
Meskipun pernah berjasa bagi banyak orang, bibi Nunung tidak pernah mengharapkan balas jasa orang-orang yang kini telah berkeluarga dan mandiri. Meskipun sudah sepuh dan sakit-sakitan, ia tidak meminta apapun, kecuali diberi akan diterima dengan senang hati. Sama seperti ketika orang tua mendapatkan hadiah dari sang anak.
Di usia senja ini dan di hari ibu ini, kami tak dapat memberikannya apapun. Kecuali doa bagi sang Pencipta agar beliau diberi kesehatan dan umur yang panjang.Â