Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Buah Simalakama, Dimakan Ibu Mati Tak Dimakan Ayah Mati

14 Desember 2022   04:35 Diperbarui: 14 Desember 2022   04:45 1720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daun, bunga, buah muda dan buah masak Mahkota Dewa (dok foto: pemkomedan.go.id)

Hampir semua orang mengenal pepatah berikut, 'Bagai buah simalakama, dimakan ibu mati tak dimakan ayah mati'. Suatu pilihan sulit dan tidak mengenakkan. Keputusan yang serba salah, mumet untuk dipilih salah satunya.

Entahlah, siapa yang menciptakan pepatah ini dan sejak kapan mulai digunakan untuk melukiskan pilihan yang sulit tersebut. Dan mengapa buah simalakama yang dijadikan sebagai perumpamaan untuk kondisi dimaksud. Dahulu, buah Simalakama ini tumbuh di Pulau Sumatera sehingga digunakan sebagai perumpamaan dalam bahasa Melayu.

Buah Simalakama tersebar di seluruh wilayah Nusantara kita. Di dalam dunia tumbuh-tumbuhan, buah Simalakama dikenal dengan nama ilmiah Phaleria macrocarpa. Kita mengenalnya sebagai buah Mahkota Dewa. 

Mahkota Dewa merupakan tanaman asli Indonesia asal Papua. Karenanya Phaleria macrocarpa juga memiliki sinonim Phaleria papuana, di samping beberapa nama lainnya.

Sekilas Ciri Fisik Pohon Simalakama

Pohon Simalakama, sering ditanam orang di pekarangan atau di tepi jalan. Selain sebagai peneduh, sering dimanfaatkan untuk mengobati penyakit tertentu. Memiliki akar tunggang yang tumbuh menghujam ke bawah.

Tanaman Mahkota Dewa tidak terlalu tinggi, sekira 3 meter. Batangnya berkayu dan sistem percabangannya simpodial dengan arah pertumbuhannya serong ke atas. Simpodial merupakan tipe pertumbuhan batang yang didominasi oleh kuncup samping. Sedangankan pertumbuhan kuncup ujung lebih lambat.

Tanaman lengkap Buah Mahkota Dewa (dok foto: popmama.com)
Tanaman lengkap Buah Mahkota Dewa (dok foto: popmama.com)

Apabila kita amati maka Simalakama memiliki daun tunggal yang tumbuh saling berhadapan satu sama lain. Setiap helai daun berbentuk lonjong dan meruncing pada bagian ujung daunnya. Permukaan daun Mahkota Dewa terlihat licin dan tidak berbulu.

Mahkota dewa memiliki bunga majemuk, tersebar di batang atau ketiak daun. Biasanya tersusun sekitar 2-4 bunga, namun tak memiliki kelopak bunga. Warna bunganya putih menarik sehingga dapat difungsikan juga sebagai tanaman hias.

Buah tanaman ini berbentuk bulat. Berwarna hijau saat masih muda, tetapi berubah menjadi merah ketika sudah matang. Daging buah matangnya berwarna putih dan mengandung serat. Di dalam buah Mahkota Dewa ini terdapat biji yang mengandung racun. Jadi perlu berhati-hati terhadap biji Simalakama ini.

Simalakama: Antara Obat dan Racun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun