Ketika terjadi bencana alam, maka mayoritas penduduk akan mencari keselamatan secara refleks. Hal yang lumrah dari manusia, bergerak mengikuti insting. Juga secara refleks mengikuti arus pergerakan manusia lain, kemana hendak berlarian.
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk berakal budi yang dapat dilatih untuk melakukan sesuatu. Apabila mendapatkan pelatihan secara rutin, maka orang-orang akan terbiasa mengikuti apa yang diperoleh dalam pelatihan dimaksud.
Manusia, telah berlatih semenjak masih bayi. Berlatih untuk menggunakan seluruh organ tubuh sesuai fungsinya. Belajar menggunakan tangan untuk makan, kaki untuk berjalan, atau mulut untuk makan dan berbicara.
Awal mulanya, bayi akan marasa canggung untuk melakukannya. Namun seiring bertambahnya usia dan akbat berlatih terus-menerus, mama ia pun semakin lincah untuk melakukannya. Yang tadinya dibantu, mampu menjalankannya secara mandiri. Bahkan, kemudian menolong dan mengarahkan orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Bencana Alam
Bencana alam sering kali datang secara tak terduga. Ramalan-ramalan melalui kajian ilmiah, atau rekaman yang dilakukan oleh lembaga yang kompeten sering kali juga meleset.
Gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor merupakan bencana alam yang sering terjadi. Bencana alam seringkali menelan korban yang sangat banyak. Nyawa dan harta benda.
Anggota keluarga dipisah paksa oleh maut. Harta benda tak terselamatkan. Yang luput dari bahaya, mengalami depresi dan memerlukan waktu untuk kembali pulih dan melanjutkan kehidupan mereka.
Pentingnya Simulasi Menghadapi Bencana Alam
Simulasi bencana alam sangat penting untuk dilakukan secara berkala. Dalam website resminya, bnpb.go.id, kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan, bahwa di daerah-daerah rawan bencana harus dilakukan simulasi secara berkala.
Tujuan simulasi berkala dimaksud adalah sebagai suatu bentuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana yang berujung pada bencana. Urusan kesiapsiagaan bencana, merupakan komitmen bersama. Tak hanya menjadi urusan  BNPB dan BPBD, atau TNI/POLRI. Tetapi melibatkan seluruh elemen Pentaheliks yang melibatkan Pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat dan media massa.