Â
Ayunkanlah kakimu sebanyak 6.000-8.000 langkah per hari apabila Anda telah berusia kepala 6 ke atas. Jika belum berumur 60 tahun maka melangkahlah lebih banyak lagi, 8.000-10.000 per hari.
Yang berusia 60 tahun-up, berpeluang memiliki umur  yang panjang. Sementara mereka yang berusia di bawah 60 tahun dapat mencegah kematian dini. Demikian kompas.com/lifestyle merilis hasil penelitian dari Lancet Public Health per 6 Maret 2022  lalu.Â
Yang namanya riset, apalagi melalui survey, tentu saja juga memiliki kelemahan. Tetapi dilakukan dengan metode ilmiah yang logis, sehingga sah-sah saja apa yang disimpulkan.Â
Tentu saja di atas segalanya, umur tetaplah berada  dalam tangan Tuhan Yang Maha Kuasa. Ia yang berkuasa atas hidup dan mati manusia di dunia ini. Mati dalam usia yang muda atau tua.
Jalan kaki itu sehat. Juga tanpa biaya. Tentu untuk mereka yang kurang bergerak. Karena berjalan kaki termasuk melakukan mobilitas tubuh, maka sudah tentu anggota tubuh terlatih dengan baik.Â
Tidak dapat dipungkiri, mudahnya mengakses fasilitas transportasi  telah mengurangi  aktifitas manusia untuk menggunakan kakinya dalam bepergian. Terutama berangkat ke tempat kerja dan pulang ke rumah. Juga mengunjungi keluarga, atau bertamasya. Lagi-lagi, ini tentunya bukan bagi mereka yang hidup di kampung atau desa yang mana setiap hari berjalan berkilo-kilo meter sambil memikul beban di pundak.
Kerja seharian, memang melelahkan. Apalagi harus bangun pagi dan menyiapkan segala kebutuhan seperti sarapan keluarga. Membangunkan anak sekolah yang belum mandiri untuk bangun sendiri. Atau menyiapkan kendaraan dan kebutuhan lain yang akan dibawa ke tempat kerja. Untuk kita yang tidak memiliki asisten rumah tangga, semua harus disiapkan sendiri.
Kegiatan di dalam rumah tangga cukup menguras energi dan membuat kita berkeringat di pagi hari. Menyapu, mengepel, naik turun tangga, mencuci, membuang sampah, tentu saja menjadikan tubuh kita berkeringat dan mengeluarkan energi.
Karena alasan klasik seperti itu, maka jalan kaki pun menjadi semacam kegiatan yang terlupakan. Mana sempat, terlalu sibuk, dan sebagainya. Padahal, seringkali ada yang duduk nongkrong di sore hari sambil menyeruput secangkir kopi atau segelas teh. Sambil mengobrol ringan dengan anggota keluarga, atau tetangga yang bertamu.