Barang-barang khusus yang saya siapkan tersendiri di dalam tas kecil adalah betadine, obat sakit kepala, minyak gosok, pisau lipat, lotion anti nyamuk, dan senter kecil. Ya, semacam Tas Siaga Bencana alias TSB walaupun tak selengkap bawaan para pendaki gunung dan surveyor.
Demikian Tas Siaga Bencana alias TSB yang saya siapkan ketika bepergian dengan menggunakan sarana transportasi laut.
Barang khusus ini, saya pisahkan dari tas yang lebih besar, berisi perlengkapan pribadi seperti beberapa potong pakaian ganti, selimut, perlengkapan mandi, dan botol air mineral.
Selain TSB berisi peralatan dan obat-obatan P3K, salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang wajib diperhatikan dalam melakukan perjalanan di laut, adalah life jacket. Barang ini sangat penting dan menjadi penyelamat pertama ketika terjadi darurat bencana di tengah laut.
Karenanya, life jacket harus selalu tersimpan rapi di dalam suatu kotak atau digantung rapi, ketika kembali dari bepergian melalui laut. Jangan sampai ketika kita bepergian, life jacketnya ketinggalan. Setiap orang harus menyiapkan baju pelampungnya sendiri, apabila menggunakan perahu motor milik masyarakat.
Life jacket adalah salah satu alat keselamatan dalam pelayaran. Apabila kapal-kapal besar menyediakan berbagai alat keselamatan seperti sekoci penyelamat, pelampung penolong bentuk cincin, rakit penolong tiup, dan pelempar tali penolong, maka bepergian dengan speed boat atau kapal motor tentunya hanya memiliki alat keselamatan yang minim. Biasanya, hanya ada life jacket yang tersedia.
Bahkan, perahu motor milik masyarakat yang berfungsi untuk mengangkut penumpang, tak melengkapi perahu motor mereka dengan life jacket.Â
Karena itu, sebaiknya membawa life jacket sendiri dan mengenakannya selama berlayar. Toh, hanya beberapa jam saja kita menggunakannya. Namun manfaatnya sangat besar ketika terjadi emergency di laut.