Hampir semua orang mengenal tanaman anggrek. Bahkan sebagian besar kita telah membudidayakannya sebagai tanaman hias di rumah, sebab anggrek memiliki rangkaian bunga yang cantik dan memesona.
Situs indonesia.go.id merilis setidaknya terdapat 5.000 spesies anggrek yang tersebar di Indonesia, baik yang masih tumbuh secara bebas di hutan-hutan, maupun yang telah dibudidayakan oleh masyarakat. Sekitar 986 spesies tersebar di Pulau Jawa, 971 spesies di Sumatera dan 113 spesies tumbuh di Kepulauan Maluku. Sisanya, tersebar di Sulawesi, Kalimantan, Papua dan Nusa Tenggara.
Selain memiliki keindahan, anggrek-anggrek yang tumbuh bebas di hutan, merupakan tanaman asal yang digunakan untuk menghasilkan anggrek hibrida melalui perkawinan silang.
Masih dalam indonesia.go.id, dari sekian spesies yang ada, 500 spesies termasuk dalam anggrek yang memiliki nilai komersial dan dibudidayakan. Anggrek-anggrek dimaksud, di antaranya Dendrobium, Cattleya, dan Vanda.
Vanda sendiri memiliki beberapa jenis lagi. Di antaranya tujuh anggrek vanda yang menarik seperti Vanda coerulea, V. luzonica, V. denisoniana, V. coerulescens, V. cristata, V. javierae, V. perplexa, dan Vanda tricolor.
Fatnay Nu'u dan Kecantikan Putri Timor
Di Timor, anggrek disebut sebagai fatnay nu'u. Walaupun anggrek disebut sebagai bunga yang merepresentasi maskulinitas yang mana memiliki nama Yunani orchid, berasal dari kata orchis yang berarti testicle.
Di Indonesia saja, setiap daerah tentunya memiliki mitos tersendiri tentang anggrek, si kuntum bunga nan eksotis dan memesona ini.
Anggrek Vanda sp. Timor, dalam bahasa daerah dawan disebut dengan Fatnay nu'u.Â
Fatnay adalah sebutan bagi putri dan nu'u artinya cerita. Jadi dikaitkan dengan cerita tentang kecantikan putri Timor.