Biaya kuliah kini semakin mahal. Yang punya penghasilan yang besar, nampkanya mudah untuk mengalokasikan sejumlah uang untuk investasi masa depan anak-anak mereka.Â
Tetapi tidak semua orangtua, punya kemampuan untuk mengalokasikan sejumlah uang tabungan secara pasti dan konsisten untuk masa depan anak-anaknya.
Namun, bukan berarti tidak ada bisa diinvestasikan untuk pendidikan anak-anak. Kami di desa, para orangtua yang sebagian besar bermata pencaharian petani dan peternak, seringkali memelihara sapi untuk tujuan jangka panjang.
Bahkan semenjak saya masih berusia SD, para orangtua menginvestasikan tanaman umur panjang. Katanya untuk biaya sekolah anak-anak kelak. Yang paling banyak manfaatnya, adalah tanaman jati.
Investasi Pendidikan Tak Melulu Berupa Uang
Orangtua yang memiliki pendapatan bulanan tetap saja, juga banyak yang kesulitan untuk menabung bagi pendidikan anak. Apalagi bagi kami yang tinggal di desa. Selain memiliki keterbatasan pendapatan real, jarak ke bank pun cukup jauh. Perlu satu hari khusus untuk bepergian ke kota.
Lalu, bagaimana orangtua di desa dapat melakukan investasi bagi pendidikan anak-anak di masa depan? Di desa-desa, sekarang memang bermunculan berbagai koperasi yang mencari nasabah untuk menabung dan meminjam. Misalnya Credit Union, Pintu Air, dengan aneka manfaatnya sudah diikuti oleh sebagian besar masyarakat pedesaan.
Investasi pendidikan, dapat juga dilakukan melalui berbagai asuransi pendidikan yang ditawarkan oleh berbagai lembaga keuangan. Lengkap dengan tabel manfaatnya.
Namun lagi-lagi, yang diinvestasikan di koperasi tersebut adalah uang. Bagaimana kalau tidak ada uang? Ah, tenang saja bapak dan ibu, om dan tante. Banyak jalan menu ke Roma.
Lagi pula, uang itu hanya salah satu aset dalam kehidupan dan penghidupan kita. Sumberdaya Alam alias SDA tentunya juga sangat penting. Lahan beserta ternak dan tanaman yang kita kembangkan di desa, menjadi modal yang harus dikembangkan.