Apabila belum sempat berkunjung ke Bali karena waktu atau biaya, maka bolehlah mampir di sini, Kampung Bali Sadhar. Suguhan wisata budaya ala Pulau Dewata Bali, dapat kita nikmati di sini.
Bali Sadhar adalah komunitas Bali transmigran yang berada di Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan, Lampung. Mereka tersebar dalam tiga Kampung. Ketiga kampung tersebut adalah Bali Sadhar Utara (BSU), BST atau Bali Sadhar Tengah dan Bali Sadhar Selatan, disingkat BSS.
Dari cerita Nyoman Jane, Bali Sadhar yang ada di sana, merupakan komunitas pendatang. Dari literatur juga diketahui, alasan utama mereka bertransmigrasi ke Lampung adalah karena meletusnya Gunung Agung Bali. Itu terjadi pada tahun 1963.
Jika dihitung sejak itu, maka komunitas Bali-Lampung ini telah berada di BSU, BST, dan BSS selama 59 tahun. Paling tidak, sudah ada generasi ketiga.
Ya, sudah 59 tahun tetapi komunitas ini tetap eksis. Tetap mempertahankan kebudayaan Balinya, namun mengaku sebagai  orang Lampung. Jadinya sering menyebut dirinya, "Kami orang Bali-Lampung".
Mata Pencaharian Bali Sadhar di Banjit
Mata pencaharian utama dari komunitas Bali di Kampung Sadhar, adalah bertani. Mereka memiliki kebun karet, kopi dan pala. Sebagian juga mempunyai kebun sawit atau menjaga dan mengusahakan kebun sawit orang lain.
Karet disadap setiap hari, kecuali pada masa gugur daun hingga muncul pucuk muda. Kopi yang dimiliki, adalah jenis Robusta dan Liberika atau lebih dikenal dengan nama Robinson. Kopi dan lada, biasanya dipanen sekali dalam satu tahun.
Selain komoditas utama, mereka juga bertanam pisang, petai, jengkol, dan durian dengan maksud untuk dijual dan sebagian dapat dikonsumsi sendiri. Mereka juga mengusahakan tanaman pangan utama berupa jagung, padi dan singkong. Beberapa petani juga memelihara ternak.